BENTENGSUMBAR.COM - Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan pemerintah masih belum percaya jika penusuk Syekh Ali Jaber mengalami gangguan jiwa. Menurut Mahfud, kesimpulan ada tidaknya gangguan jiwa pada pelaku harus ditelusuri terlebih dahulu.
"Spekulasi di luar ada dugaan berdasarkan pengakuan keluarganya si penusuk ini sakit jiwa. Tapi kita belum percaya sakit jiwa betul atau tidak. Kan pasti ada jejaknya rumah sakit Jiwa, jejaknya kayak apa, keluarganya melihat kayak apa, tetangganya melihat kayak apa, teman-temannya melihat kayak apa, baru kita bisa menyimpulkan dia sakit jiwa," kata Mahfud melalui rekaman video yang diunggah di akun Instagramnya seperti dilihat detikcom, Senin, 14 September 2020.
Mahfud menuturkan, aparat masih terus melakukan penyelidikan. Penyelidikan dikatakan Mahfud, dilakukan untuk mengetahui latar belakang serta jaringan di belakang pelaku.
"Oleh sebab itu sampai saat ini kami pihak aparat akan terus menyelidiki bagaimana latar belakang dan jaringan yang ada di belakangnya," tuturnya.
Mahfud juga sudah menginstruksikan beberapa aparat untuk menyelidiki kasus penusukan Syekh Ali Jaber. Mulai dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kepolisian hingga Densus 88.
"Saya sudah menginstruksikan kepada seluruh aparat baik aparat keamanan maupun intelijen, bahkan saya sudah minta BNPT kemudian densus bahkan bersama kepolisian Kaba Intelkam juga sudah minta agar menyelidiki kasus ini dengan sebaik-baiknya dan setransparan mungkin," ujarnya.
Lebih lanjut Mahfud menyampaikan bahwa pemerintah turut prihatin atas kejadian buruk yang menimpa Syekh Ali Jaber. Mahfud mengatakan, Syekh Ali Jaber merupakan ulama yang berdakwah tanpa pernah menyinggung hal-hal politik.
"Pemerintah merasa sangat prihatin atas peristiwa yang terjadi Syekh Ali Jaber. Seorang ulama yang sangat baik karena dakwahnya tidak pernah menyentuh politik, ternyata dianiaya atau ditusuk secara brutal oleh seseorang yang masih digali identitasnya," imbuhnya
Sebelumnya,Syekh Ali Jaber ditusuk pria berinisial AA (24). Pelaku telah ditangkap polisi dan akan diperiksa kondisi kejiwaannya.
"Tim penyidik berkeinginan untuk meminta keterangan dari pada saksi ahli, dalam hal ini mungkin rumah sakit jiwa di Provinsi Lampung di daerah Pesawaran," ujar Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arstad saat dihubungi, Minggu, 13 September 2020.
Pandra mengatakan hal ini karena pelaku memberikan keterangan yang berubah-ubah pada saat pemeriksaan. Sehingga, menurutnya diperlukan tahapan pemeriksaan lebih mendalam.
"Dalam pemeriksaan awal ini (pelaku) memberikan keterangan yang berubah-ubah," kata Pandra.
"Yang bisa memberikan keterangan dia sakit jiwa atau tidak itu adalah ahli, harus ada tahapan pemeriksaan," tuturnya.
Sumber: detik.com
"Spekulasi di luar ada dugaan berdasarkan pengakuan keluarganya si penusuk ini sakit jiwa. Tapi kita belum percaya sakit jiwa betul atau tidak. Kan pasti ada jejaknya rumah sakit Jiwa, jejaknya kayak apa, keluarganya melihat kayak apa, tetangganya melihat kayak apa, teman-temannya melihat kayak apa, baru kita bisa menyimpulkan dia sakit jiwa," kata Mahfud melalui rekaman video yang diunggah di akun Instagramnya seperti dilihat detikcom, Senin, 14 September 2020.
Mahfud menuturkan, aparat masih terus melakukan penyelidikan. Penyelidikan dikatakan Mahfud, dilakukan untuk mengetahui latar belakang serta jaringan di belakang pelaku.
"Oleh sebab itu sampai saat ini kami pihak aparat akan terus menyelidiki bagaimana latar belakang dan jaringan yang ada di belakangnya," tuturnya.
Mahfud juga sudah menginstruksikan beberapa aparat untuk menyelidiki kasus penusukan Syekh Ali Jaber. Mulai dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kepolisian hingga Densus 88.
"Saya sudah menginstruksikan kepada seluruh aparat baik aparat keamanan maupun intelijen, bahkan saya sudah minta BNPT kemudian densus bahkan bersama kepolisian Kaba Intelkam juga sudah minta agar menyelidiki kasus ini dengan sebaik-baiknya dan setransparan mungkin," ujarnya.
Lebih lanjut Mahfud menyampaikan bahwa pemerintah turut prihatin atas kejadian buruk yang menimpa Syekh Ali Jaber. Mahfud mengatakan, Syekh Ali Jaber merupakan ulama yang berdakwah tanpa pernah menyinggung hal-hal politik.
"Pemerintah merasa sangat prihatin atas peristiwa yang terjadi Syekh Ali Jaber. Seorang ulama yang sangat baik karena dakwahnya tidak pernah menyentuh politik, ternyata dianiaya atau ditusuk secara brutal oleh seseorang yang masih digali identitasnya," imbuhnya
Sebelumnya,Syekh Ali Jaber ditusuk pria berinisial AA (24). Pelaku telah ditangkap polisi dan akan diperiksa kondisi kejiwaannya.
"Tim penyidik berkeinginan untuk meminta keterangan dari pada saksi ahli, dalam hal ini mungkin rumah sakit jiwa di Provinsi Lampung di daerah Pesawaran," ujar Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arstad saat dihubungi, Minggu, 13 September 2020.
Pandra mengatakan hal ini karena pelaku memberikan keterangan yang berubah-ubah pada saat pemeriksaan. Sehingga, menurutnya diperlukan tahapan pemeriksaan lebih mendalam.
"Dalam pemeriksaan awal ini (pelaku) memberikan keterangan yang berubah-ubah," kata Pandra.
"Yang bisa memberikan keterangan dia sakit jiwa atau tidak itu adalah ahli, harus ada tahapan pemeriksaan," tuturnya.
Sumber: detik.com
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »