BENTENGSUMBAR.COM - Politisi Partai Demokrat HM Nurnas merespon harapan Ketua DPP PDIP agar Sumbar menjadi provinsi yang mendukung negara Pancasila.
"Masalah Pancasila, dari Indonesia lahir itu, para pendiri, Hatta, Agus Salim, Tan Malaka adalah orang Sumatera Barat," ungkap Nurnas kepada BentengSumbar.com, Rabu sore, 2 September 2020.
Tak hanya itu, kata Nurnas, jika berbicara konsep Ketuhanan yang ada dalam Pancasila, orang Sumatera Barat memiliki pedoman hidup Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
"Kalau kita bicara Pancasila soal Ketuhanan, Sumatera Barat itu adalah ABS-SBK, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah," ungkap Sekretaris Komisi I DPRD Sumatera Barat ini.
"Bicara total Pancasila, jadi kalau dibicarakan Sumatera Barat, ada pula orang ragu-ragu, itu salah. Sumatera Barat lebih dari itu. Sumatera Barat atau Ranah Minang itu ya Pancasila, tak bisa dipisahkan," katanya.
Demikian pula jika orang berbicara konsep demokrasi dalam Pancasila, jelas Nurnas, orang Sumatera Barat atau Minangkabau sudah hidup di alam demokrasi sebelum Indonesia lahir sebagai negara merdeka.
"Kalau mereka bicara demokrasi? Belum Indonesia bicara demokrasi, Minangkabau sudah bicara demokrasi. Bahkan telah melaksanakan demokrasi, dari nenek moyang orang Minang," ujarnya.
"Kalau di Sumatera Barat itu demokrasinya, "kamenakan barajo ka mamak, mamak barajo ka panghulu, panghulu barajo ka mufakaik". Jadi Sumatera Barat itu, orang yang sangat berdemokrasi," tegasnya.
Nurnas juga menegaskan, toleransi di Sumatera Barat juga luar bisa. Sejak tahun 1963, tidak ada orang Sumatera Barat yang ribut dengan non Minang.
"Dunsanak kita yang non pribumi, tidak pernah mau mereka dikatakan orang Cina. Sejak 1963 itu, semuanya sudah mencair. Contoh lain, kalau di Nagari Katapiang Padang Pariaman, yang pucuk adat itu adalah Rajo Sampono, enam suku, itu suku Minang, dirangkul satu suku non Minang, yaitu suku Nias," jelasnya.
(by)
"Masalah Pancasila, dari Indonesia lahir itu, para pendiri, Hatta, Agus Salim, Tan Malaka adalah orang Sumatera Barat," ungkap Nurnas kepada BentengSumbar.com, Rabu sore, 2 September 2020.
Tak hanya itu, kata Nurnas, jika berbicara konsep Ketuhanan yang ada dalam Pancasila, orang Sumatera Barat memiliki pedoman hidup Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
"Kalau kita bicara Pancasila soal Ketuhanan, Sumatera Barat itu adalah ABS-SBK, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah," ungkap Sekretaris Komisi I DPRD Sumatera Barat ini.
"Bicara total Pancasila, jadi kalau dibicarakan Sumatera Barat, ada pula orang ragu-ragu, itu salah. Sumatera Barat lebih dari itu. Sumatera Barat atau Ranah Minang itu ya Pancasila, tak bisa dipisahkan," katanya.
Demikian pula jika orang berbicara konsep demokrasi dalam Pancasila, jelas Nurnas, orang Sumatera Barat atau Minangkabau sudah hidup di alam demokrasi sebelum Indonesia lahir sebagai negara merdeka.
"Kalau mereka bicara demokrasi? Belum Indonesia bicara demokrasi, Minangkabau sudah bicara demokrasi. Bahkan telah melaksanakan demokrasi, dari nenek moyang orang Minang," ujarnya.
"Kalau di Sumatera Barat itu demokrasinya, "kamenakan barajo ka mamak, mamak barajo ka panghulu, panghulu barajo ka mufakaik". Jadi Sumatera Barat itu, orang yang sangat berdemokrasi," tegasnya.
Nurnas juga menegaskan, toleransi di Sumatera Barat juga luar bisa. Sejak tahun 1963, tidak ada orang Sumatera Barat yang ribut dengan non Minang.
"Dunsanak kita yang non pribumi, tidak pernah mau mereka dikatakan orang Cina. Sejak 1963 itu, semuanya sudah mencair. Contoh lain, kalau di Nagari Katapiang Padang Pariaman, yang pucuk adat itu adalah Rajo Sampono, enam suku, itu suku Minang, dirangkul satu suku non Minang, yaitu suku Nias," jelasnya.
(by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »