BENTENGSUMBAR.COM - Mantan Panglima TNI sekaligus Presidium Kesatuan Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyo dikenal sebagai sosok yang kerap melayangkan kritik terhadap pemerintah.
Hal ini nampak dari sikap yang ditunjukkan Gatot melalui organisasi yang menaunginya KAMI. KAMI kerap menyoroti kebijakan pemerintah, terbaru organisasi ini melayangkan kritik terhadap penanganan Pandemi Covid-19.
Namun akhir-akhir ini, Gatot Nurmantyo tengah menjadi sorotan publik. Hal ini lantaran penganugerahan Bintang Mahaputera terhadap dirinya oleh Presiden Jokowi. Akibat Penganugerahan Bintang Mahaputra tersebut mencuat isu pembungkaman terhadap tokoh-tokoh yang kritis terhadap pemerintah.
Merespon hal tersebut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan angkat bicara.
Mula-mula Mahfud MD menjelaskan bahwa Gatot Nurmantyo sempat menjabat sebagai Panglima TNI pada periode pertama Presiden Jokowi.
Oleh karena itu Gatot Nurmantyo berhak mendapat anugerah tersebut, Mahfud MD jug menegaskan bahwa setiap anggota kabinet akan mendapat penghargaan tersebut.
"Gatot Nurmantyo itu pernah menjadi Panglima, Panglima itu adalah anggota kabinet. Semua anggota kabinet yang mendapat tugas di pemerintahan sampai satu periode selesai itu mendapat Bintang Mahaputra Adipradana, kecuali Kapolri dan Panglima," ungkap Mahfud MD dikutip dari kanal YouTube Kemenko Polhukam pada Kamis, 5 November 2020.
Usai dianugerahi Bintang Mahaputera, baru-baru ini Gatot Nurmantyo kembali kepergok sedang bersama Mahfud MD.
Hal ini nampak dalam unggahan foto Mahfud MD, yang dibagikan melalui laman Twitter pribadinya pada Jum'at, 27 November 2020.
Dalam unggahan foto tersebut nampak Mahfud MD sedang duduk berdampingan dengan Gatot Nurmantyo.
Dalam captionnya, Mahfud MD menjelaskan bahwa pertemuan keduanya dilakukan di masjid Universitas Gajah Mada.
"Pagi ini Allah mempertemukan saya dengan Pak Gatot Nurmantyo di Masjid Kampus UGM," jelas Mahfud MD.
Dalam kesempatan tersebut Mahfud MD menjelaskan bahwa mereka tengah berbicara banyak hal.
"Kami duduk berjejer dan ngobrol tentang banyak hal dari hati ke hati," lanjutnya.
Diketahui pertemuan tersebut dalam rangka akad nikah puteri mantan rekor Universitas Negeri Yogyakarta.
"Kami sama-sama hadir dalam acara akad nikah puterinya Prof. Rochmat Wahab, eks Rektor UNY dan Eks Ketua NU DIY. Kami jg berdoa khusyu' untuk mempelai," pungkas Mahfud MD.
Pertemuan keduanya lantas mengundang berbagai komentar warganet, berikut rangkuman tim Jurnal Presisi.
"Saudara itu jauh saling mendoakan, deket saling mengunjungi, kalo lupa saling mengingatkan. Apa yang perlu diingatkan, dunia sementara, akhirat selama-lamanya," cuit akun @istanapenyamun.
"Pak Gatot senyumnya lebih enak seperti menjumpai kawan lama yang di belakang sepertinya jaga jarak, kaget atau gerogi," cuit akun @InginBebas6.
"Alhamdulillah membuat kesejukan masyarakat budaya silahturahim untuk memperkuat nilai kebangsaan," cuit akun @wahono55438347.
"Semoga pak Gatot dapet pencerahan yahh Prof, sudah lah KAMI2 gak jelas itu, mending sama2 membangun bangsa," cuit akun @arief_rasyad.
"Kata 'Allah mempertemukan' seolah olah salah satunya tidak ingin bertemu sama lain dan harus Allah yg mempertemukan mereka wkwkwk," cuit akun @damanik_leo.
"Hebat banget bisa ngobrol dari hati ke hati pake bluetooth apa inframerah pak," cuit akun @RMramsdan.
"Semoga pak mahfud tercerahkan dan mengikuti dan mendukung pal Gatot untuk perbaikan bangsa. Saat ini sejujurnya sdh seperti diktaktor, mulut rakyat terbungkam. Ingin sekali ada perbaikan dan peningkatan, amiiiiin," cuit akun @Ramadhani_008.
Terkait hal tersebut, Mahfud MD kembali angkat bicara untuk melakukan klarifikasi.
Klarifikasi tersebut disampaikan Mahfud MD melalui laman Twitter pribadinya pada Sabtu, 27 November 2020.
Mula-mula Mahfud MD mengklarifikasi soal pernyataannya yang menyebut bahwa mereka tengah berbicara dari hati ke hati.
Mahfud menjelaskan bahwa hal tersebut nampak dari gestur dan ekspresi wajah mereka berdua. Ia menegaskan bahwa dari hati ke hati maksudnya adalah tidak sekedar bicara basa-basi.
"Kami bicara dari hati ke hati dalam arti bukan sekedar basa basi di mulut. Bicara betul-betul seperti saudara, ditampakkan dari gesture dan ekspresi wajah yg tulus," jelas Mahfud MD.
Lebih lanjut Mahfud MD menegaskan bahwa pertemuan keduanya tidak untuk membahas masalah politik.
"Tak ada pembicaraan politik, kami saling bertukar cerita tentang keluarga, tentang perjalanan Jkt-Yogya, pertemanan dengan Prof. Rochmat, dll," pungkasnya.
Sumber: jurnalpresisi
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »