Mahfud MD Dituding Keras, Rocky Gerung: Justru Dia yang Bikin Gara-gara, Pikirannya Cuma Menghukum

Mahfud MD Dituding Keras, Rocky Gerung: Justru Dia yang Bikin Gara-gara, Pikirannya Cuma Menghukum
BENTENGSUMBAR.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung mengungkapkan rentetan peristiwa Habib Rizieq hingga Anies Baswedan diawali oleh Menko Polhukam, Mahfud MD.


Dalam video kanal YouTube pribadinya berjudul ‘Gagal Jerat Anies, Operasi Intelijen Istana Berantakan’, Rocky Gerung menilai bahwa Mahfud MD seharusnya membawahi berbagai informasi namun tidak bisa mengolahnya lantaran hanya menunggangi dukungan palsu dari para relawan.


“Justru Mahfud kan yang bikin gara-gara kan, dia kan Menko Polhukam yang membawahi informasi, informasi tim, informasi intelijen TNI, informasi polisi, dia gak bisa olah. Karena Ia menunggangi dukungan palsu dari relawan,” ujar Rocky Gerung dalam videonya dikutip pada Kamis, 19 November 2020.


Lebih lanjut Rocky, menyinggung kesalahan Mahfud MD yang seharusnya memiliki kapasitas dan portofolio untuk mengumpulkan informasi sebelum menjadi informasi yang disuguhkan kepada publik.


“Dia pikir bahwa buzzer itu betul-betul punya informasi lebih baik dari intelijen, daripada polisi. Nah itu kesalahan pak Mahfud. Padalah dia punya kapasitas dan punya portofolio untuk mengumpulkan informasi itu sebelum dia teledor mengucapkan informasi publik,” ungkapnya.


“Yang keluar dari pikiran Mahfud kan selalu adalah upaya untuk menghukum-menghukum, seperti menghukum Anies, menghukum Habib Rizieq, macem-macem,” imbuhnya.


Rocky mengungkapkan bahwa Istana mengharapkan agar Anies Baswedan dijatuhi hukuman padahal yang terjadi disini menurutnya adalah polisi mengerti hal itu sangat tidak mungkin dilakukan.


“Saya menganggap bahwa kejadian Anies, kejadian Habib Rizieq segala macem itu, karena Istana tidak punya intel yang mengolah informasi,” lanjutnya.


Rocky gerung juga menyinggung Mahfud MD yang dinilai seharusnya memiliki pengetahuan bahwa UU Karantina tidak diberlakukan karena Presiden menginginkan PSBB.


“Masa Mahfud sendiri tidak punya pengetahuan bahwa UU Karantina tidak diberlakukan justru karena Presiden ingin PSBB gitu kan. Mustinya ada tim yang membaca. Dia nggak ngerti bahwa politis juga kesulitan untuk menegakkan hukum terhadap sesuatu yang sifatnya sangat likuid,” terangnya.


Lebih lanjut, Rocky melihat bahwa Istana tidak memiliki think tank karena mengandalkan opini publik yang didapatkan melalui konferensi-konferensi pers sehingga tidak ada pakem.


“Justru terlihat Istana tidak punya think tank karena Istana mengandalkan opini publik, melalui konferensi pers Mahfud, lalu diundang Panglima ABRI untuk menerangkan situasi. Jadi mereka nggak ada pakemnya itu,” jelas Rocky Gerung.


Sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan diperiksa oleh Penyidik Subdit I Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Selasa, 17 November 2020. Pemeriksaan berlangsung selama 9 jam yang membuahkan laporan 23 halaman dengan 33 pertanyaan diajukan.


Sumber: Jurnal Presisi

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »