Tengku Zulkarnain: Istana Serasa Kena Gempa...?

BENTENGSUMBAR.COM - Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjend) Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat, Ustad Tengku Zulkarnain menyentil Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terkait perlakuan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjerat kasus hukum di luar negeri.

Ulama asal Sumateta Utara itu menyebut, kepulangan seorang WNI dari Arab Saudi membuat NKRI geger dari atas sampai bawah, pejabat sampai Buzzer.

"Kepulangan seorang WNI dari Saudi membuat NKRI geger dari atas sampai bawah, Pejabat sampai Buzzerz," sentik Ustad Tengku Zulkarnain melalui akun twitternya, @ustadtengkuzul pada Ahad, 8 November 2020, seperti dikutip BentengSumbar.com.

Tak hanya itu, ungkap Tengku Zulkarnain, kesan pejabat pun berbeda. Dulu, katanya, saar ada WNI terjerat hukum, bahkan hukuman mati, dibela, dibayar diatnya Rp5 milyar.

Ironisnya, kata Tengku Zulkarnain, giliran WNI yang satu ini, perlakuannya kok beda. Padahal sama-sama WNI.

"Kesan pejabat pun berbeda. Dulu saat ada WNI terjerat hukum bahkan hukuman mati, dibela, dibayar diatnya 5 Milyar. Giliran insan yg satu ini kok BEDA? Kan sama2 WNI. Ada apa...?" ujarnya.

Ustad Tengku Zulkarnain menyebut, menjelang tanggak 10 November 2020, Istana serasa kena gempa.

"Menjelang tanggal 10 November 2020,
ISTANA SERASA KENA GEMPA...? Hemm...Ada apa...?" ujarnya.

Jawaban Menkopolhukam ke Fadli Zon

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menjawab anggota DPR RI Fadli Zon yang membandingkan kasus Rizieq Shihab dengan sikap pemerintah kepada Reynhard Sinaga. 

Menurut Mahfud MD, di awal-awal menjadi Menkopolhukam, dirinya sudah mencoba menghubungi orang-orang yang dekat dengan Rizieq Shihab. Tujuannya membantu jika diperlukan.

Ironisnya, Mahfud malah dikirimi video sumpah bahwa Rizieq tidak mau bantuan pemerintah. 

"Pak Fadli Zon, awal-awal saya jadi menkopolhukam saya sudah mencoba menghubungi teman-teman yang dekat dengan Rizieq. Maksud saya akan membantu jika diperlukan. Tapi saya dikirimi video sumpah bahwa dia tak mau bantuan pemerintah. Coba lihat ini. Bgmn kalau kita mau membantu tapi ditolak? Kok salah terus?" ungkap Mahfud di akun twitternya @mohmahfudmd, Jumat, 6 November 2020, sembari melampirkan video yang dia maksud, seperti dikutip BentengSumbar.com.

Fadli Zon pun membalas Mahfud MD. Fadli Zon mengatakan, dirinya tak tahu latar belakang penyataan HRS tersebut. 

Menurut Fadli Zon, mungkin saja ada peristiwa atau pengalaman tertentu yang mengiringinya. 

Namun, kata Fadli Zon, kalaupun HRS tak mau minta bantuan pemerintah, bukan berarti boleh dipojokkan atau malah dipersulit. 

"Pak @mohmahfudmd, sy tak tahu latar belakang penyataan HRS tsb. Mungkin sj ada peristiwa atau pengalaman tertentu yg mengiringinya. Namun kalaupun HRS tak mau minta bantuan pemerintah, bukan berarti boleh dipojokkan atau malah dipersulit. Bukankah begitu?" balas Fadli Zon melalui akun twitternya, FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) @fadlizon.

Mahfud menjelaskan ke Fadli Zon, konteksnya sebagai pemerintah, dirinya mau membantu, tapi dijawab dengan video tersebut. 

Sebab, kata Mahfud, kalau pemerintah mau membantu harus punya dokumen dan tandatangan dia. 

"Konteksnya sbg pemerintah sy mau membantu tapi dijawab dgn video itu. Kalau kita mau bantu kan hrs punya dokumen dan tandatangan dia. Bagaimana kita mendapatkan itu sementara selain ada sumpah bgt dia tak melaporkan masalahnya ke KBRI. Dari mana kita bisa membantu tanpa dokumen?" urai Mahfud.

Saling balas antara Fadli Zon dan Mahfud berlanjut. Fadli Zon mengatakan, mungkin ada kesalahpahaman teori dan prakteknya dan konteks bisa beda, sebab banyak yang misterius waktu itu.

Fadli Zon percaya Mahfud mau membantu, tapi waktu itu Mahfud belum menjadi Menko. 

Kalau begitu, sambung Fadli Zon, bantulah kini dengan narasi welcoming yang hangat sebagai warga negara dan ulama, kalau bisa ikut menjemput.

"Baiklah P @mohmahfudmd mungkin ada kesalahpahaman teori n praktiknya. Konteks bisa beda . Byk yg misterius waktu itu. Sy percaya P Mahfud mau bantu tp kan blm jd Menko. Kalau begitu bantulah kini dg narasi welcoming yg hangat sbg warga negara n ulama. Klu bisa ikut jemput. Salam," balas Fadli Zon.

Mahfud membenarkan Fadli Zon, sebelum dirinya menjadi Menko, Rizieq sudah di Arab Saudi. Awal dirinya jadi Menko, ribut-ribut Rizieq dicekal.

Mahfud MD mau membantu dan menggelar jumpa pers meminta dokumen dengan email atau WhatsApp, tetapi tidak berjawab, malah yang dikirim video sumpah itu. 

Akhirnya Mahfud mencari info sendiri ke Kerajaan Arab Saudi, termasuk ke imigrasi dan bicara dengan Dubes Saudi.

"Betul, Pak. Sblm sy menko Rizieq sdh di Saudi. Awal sy menko ribut dia dicekal. Sy mau bantu, sy jumpa pers minta dikirim dokumen dgn imil atau WA tp tak berjawab, malah yg masuk video sumpah itu. Jd sy cari info sendiri ke Kerajaan Saudi, trmsk ke imigrasi n bcr dgn dubes Saudi," tutur Mahfud. 

Sebelumnya, Fadli Zon membandingkan kasus Reynhard Sinaga dengan Habib Rizieq Shihab.

Menurut Fadli Zon, kasus Reynhard Sinaga jelas-jelas kriminal dan memalukan Indonesia, tapi diberi bantuan hukum. 

Tapi sebaliknya, Habib Rizieq Shihab (HRS) di Saudi Arabia malah dipojokkan oleh pernyataan-pernyataan Menkopolhukam Mhafud MD Dubes RI di Saudi. Dan itu sungguh tak adial dan ironis.

"Reynhard di Inggris yg jelas2 super kriminal n memalukan Indonesia diberi bantuan hukum. Habib Rizieq Shihab (HRS) di Saudi Arabia malah dipojokkan pernyataan2 Menko @mohmahfudmd  n Dubes RI di Saudi. Sungguh tak adil n  ironis. Selamat datang HRS ! #AhlanWaSahlanIBHRS @Menlu_RI," tulis Fadli Zon pada Jumat, 6 November 2020.

(by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »