BENTENGSUMBAR.COM - Baru-baru ini, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah mengungkapkan rasa kecewanya kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Fahri Hamzah mengatakan, selama ini Prabowo Subianto tak pernah muncul untuk mendamaikan keadaan yang tengah memanas di Indonesia.
Padahal menurutnya, Prabowo Subianto adalah jantung kekuatan oposisi sekaligus pejabat politik dan keamanan, yang mana seharusnya dia bisa mengajak pemerintah merangkul oposisi, bukan memusuhinya.
Menanggapi hal tersebut, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun menilai bahwa rasa kecewa yang dirasakan Fahri Hamzah adalah hal yang wajar.
"Apa yang disampaikan Fahri Hamzah ini rasanya tidak salah. Kita tahu bahwa saat maju Pilpres 2019, bahkan 2014, Prabowo didukung dan disokong oleh komponen society, kelompok-kelompok masyarakat, ya sebut saja FPI," kata Refly Harun, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Refly Harun, Jumat, 25 Desember 2020.
Menurutnya, saat ini Prabowo Subianto terkesan berdiam diri, di saat para pendukungnya pada Pilpres lalu, satu persatu dilaporkan ke pihak berwajib.
Contohnya, Habib Rizieq Shihab yang saat ini mendekam di penjara karena kasus kerumunan massa.
"Prabowo diam saja, seolah-olah tidak peduli bahwa pendukung-pendukungnya di Pilpres kemarin satu demi satu dilaporkan, dipersekusi barang kali, termasuk juga kelompok-kelompok yang mengambil sikap berseberangan dengan pemerintah," kata Refly Harun.
Menurutnya, saat ini banyak sekali tokoh atau gerakan-gerakan yang berseberangan dengan pemerintah tengah mengalami kesulitan, contohnya FPI dan KAMI.
"Padahal kita tahu, demokrasi itu harus dirawat. Akhir-akhir ini ada kecenderungan demokrasi kita mulai dimasuki lagi unsur-unsur militerisme dan aparat keamanan, yang seharusnya tidak ikut-ikutan dalam kontestasi atau arena politik," kata Refly Harun.
Dia mengatakan, para aparat keamanan seperti TNI-Polri, seharusnya bersifat independen dalam menjalankan tugasnya.
"Mereka (aparat keamanan) harus jadi alat negara yang independen, menjalankan hukum sebaik-baiknya dan tentu saja menjadi garda terdepan dalam merawat demokrasi," kata Refly Harun.
Tapi yang terjadi sekarang menurutnya, justru banyak tokoh-tokoh yang dilaporkan dan ditahan hanya karena kritis terhadap pemerintah dan memiliki sikap yang berseberangan dengan pemerintah.
"Negeri ini makin mencekam demokrasinya, satu dua orang mungkin masih bebas bersuara karena ada perlindungan atau pertahanan untuk berbicara, seperti Fahri Hamzah dan Fadli Zon," ujar Refly Harun.
Oleh karena itu, Refly Harun berharap semoga nantinya Prabowo Subianto bisa sadar akan semua kemelut yang terjadi di tengah kehidupan berdemokrasi di Indonesia.
"Mudah-mudahan Prabowo sadar-sesadarmya hal-hal seperti ini, kecuali kalau yang bersangkutan barangkali tidak peduli lagi kepada massa yang mendukung dia," ujar Refly Harun.
Terakhir, Refly Harun mengingatkan bahwa keberadaan oposisi di dalam pemerintahan sangatlah penting, guna menjaga kesehatan demokrasi di Indonesia.
"Bahwa demokrasi ini sangat penting bagi kesehatan negeri ini. Bahwa oposisi itu tidak boleh dimatikan, karena menjadi obat bagi demokrasi. Itu harus menjadi pemahaman kita bersama, termasuk Menteri Pertahanan," kata Refly Harun.
(*)
« Prev Post
Next Post »