BENTENGSUMBAR.COM - Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang juga mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo turut hadir dalam Dialog Nasional 100 Ulama dan Tokoh Nasional sebagai acara pengganti Reuni Akbar 212.
Secara virtual, Gatot menyampaikan kekagumannya kepada sosok Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
“Saya menyimak apa yang disampaikan oleh Habib Rizieq. Sangat luar biasa, ternyata Revolusi Akhlak yang didengungkan itu pisau anilisisnya Pancasila, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Habib Rizieq merupakan seorang nasionalis yang mengawal tujuan murni Pancasila, seperti yang dilakukan oleh kami yaitu dengan gerakan moral,” ujar Gatot pada Rabu, 2 Desember 2020, dilansir dari iNews.
Hal tersebut, kata Gatot, menjadi modal penting bagi Indonesia selaku bangsa yang majemuk.
Dirinya menyebut kemajemukan itu contoh nyatanya seperti di sila pertama Pancasila ‘Ketuhanan yang Mahaesa’.
Di mana rakyat bisa hidup rukun dengan berbagai agama yang diakui, berbagai warna kulit, bahasa yang semuanya atas ciptaan Tuhan.
“Kita juga mengetahui Indonesia memperlakukan kita dengan sila kedua 'Kemanusiaan yang Adil dan Beradab', sehingga tak dibeda-bedakan. Tak ada warga kelas dua dan ketiga, semua warga negara kelas satu,” kata Gatot.
Hal itu menurut Gatot yang masih harus diperbaiki. "Inilah yang kini tak berlaku, ada penyimpangan, dibilang lah agama tak boleh berpolitik. Ingat UUD 1945, Pasal 29 ayat 1, dengan demikian sebagai orang Islam ya menggunakan agamanya, Katolik ya agamanya, semuanya agamanya untuk kebaikan," kata dia.
Gatot juga menyampaikan terima kasih kepada Habib Rizieq yang telah mengirimkan sambutan dalam peluncuran buku ‘Sang Revolusioner’ yang ditulis Syahganda Nainggolan di Jakarta. Syahganda merupakan deklarator KAMI yang kini ditahan Bareskrim Polri atas pelanggaran UU ITE.
(*)
« Prev Post
Next Post »