LAKSAMANA: Pandji Pragiwaksono Tak Paham Sejarah dan Tak Pantas Jadi Publik Figur

BENTENGSUMBAR.COM - Pengamat politik Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA), Samuel F. Silaen mengomentari pernyataan Pandji Pragiwaksono yang membandingkan FPI dengan NU dan Muhammadiyah.

"Komedian Pandji Pragiwaksono anak baru kemaren sore berkomentar sembarangan karena tak punya pengetahuan yang luas terkait ormas yang dia sebut terlalu elitis dan tidak terbuka kepada masyarakat. Akibat pemahaman yang dangkal itulah dia lalu membandingkan organisasi yang baru nongol kemaren dianggap lebih hebat," ungkap Samuel F. Silaen kepada wartawan di Jakarta, Jumat, 22 Januari 2021.

Menurutnya, kalau saja Pandji rajin belajar atau baca sejarah perjalanan bangsa ini, maka dia akan paham dan mengerti soal sepak terjang dua ormas besar yang dia sedang bandingkan dengan FPI yang sudah dibubarkan dan dinyatakan sebagai ormas terlarang tersebut. "Sungguh terlalu!, " ujarnya.

Dikatakan Silaen, ini soal niat dan maksud apa yang tersembunyi didalam hatinya Pandji sampai dia berani membandingkan organisasi yang baru 'nongol' kemaren dengan dua ormas besar yang sudah hampir sama usianya dengan republik Indonesia ini.

"Publik seperti terhenyak atas pernyataan komedian tersebut, kira-kira apa maksud dari ucapan Pandji tersebut! Apa karena Ormas itu 'rajin' turun kelapangan dengan pakai atribut dan simbol tertentu itu lalu seolah- olah hebat begitu? Sangat disayangkan ucapan Pandji terkesan meremehkan Ormas tertentu lalu memuji Ormas yang sudah dilarang itu," kritik Silaen.

Silaen mengatakan, pemerintah membubarkan ormas FPI dan menyamakannya dengan PKI sebagai organisasi terlarang, bukan tanpa alasan yang kuat dan jelas. "Pandji dangkal sekali pengetahuannya terkait Ormas yang dia banggakan tersebut sehingga menuduh ormas besar NU dan Muhammadiyah elitis," bebernya.

Menurutnya, pernyataan Pandji punya konsekuensi luas yang dapat menimbulkan polemik ditengah masyarakat, sebab telah membandingkan organisasi pendiri republik Indonesia dengan ormas yang telah dicap perusak harmoni kebangsaan.

"Apa Pandji kira 'bodoh- bodoh' pejabat pemerintah ini sehingga membubarkan Ormas tanpa adanya bukti/ fakta-fakta kesalahan yang nyata- nyata dapat merusak harmoni kebhinekaan atau narasi ujaran kebencian dan sikap intoleransi yang diusung selama ini," tanya Silaen.

"PKI pun sama melakukan hal- hal yang terkait dengan kemanusiaan sebagai pemanis untuk memikat mata publik secara jasmani. Apa begitu yang Pandji maksudkan? Dari pernyataan Pandji tersebut menyiratkan bahwa apa yang dilakukan pemerintah dengan mencap FPI sebagai ormas terlarang itu salah," ungkap Silaen.

Dikatakan Silaen, ini masalah serius jika dibiarkan, karena itu Pandji harus memberikan klarifikasi lebih lanjut sebagai publik figur agar tidak ditiru masyarakat awam yang termakan 'hasutan' akibat pandangan politik Pandji tersebut. "Pernyataannya itu menjadi bola liar yang akan berdampak negatif ditengah masyarakat," tutur Silaen.

Ia berharap, sebagai publik figur agar lebih berhati-hati dalam menyampaikan pandangan politik yang tentu saja punya implikasi serius karena menyangkut kepentingan orang banyak.

"Jangan sampai menimbulkan persepsi liar dan kegaduhan politik akibat pernyataan yang tidak mendidik," pungkasnya.

(ongga)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »