BENTENGSUMBAR.COM - Kemenangan Joseph Robinette Biden Jr atau Joe Biden di Pilpres Amerika Serikat memberi semangat baru bagi kalangan tua untuk terus berkarya di pentas perpolitikan nasional. Pengamat politik Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA), Samuel F. Silaen bahkan menegaskan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden sama-sama memiliki peluang untuk maju di Pilpres 2024, bertarung dengan tokoh muda.
"Selama kita percaya dan yakin pada sistem demokrasi maka tidak perlu ada dikotomi antara tua dan muda. Yang muda juga belum tentu lebih baik dari yang tua, begitu juga sebaliknya," ungkap Samuel F. Silaen kepada wartawan di Jakarta, Jumat, 29 Januari 2021.
Menurutnya, pada pilpres 2024 yang akan datang semua anak terbaik bangsa berhak untuk maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden, selama memenuhi syarat pencalonan untuk maju. "Meski ada yang coba meng otak-atik lewat aturan dalam rangka menjegal maka itu tak akan berhasil, jika itupun berhasil maka bala yang akan jadi lawannya ketika memimpin," ujarnya.
Dikatakannya, kriteria usia tua- muda tak dapat dijadikan sebagai patokan untuk berkarya dan berbakti apalagi berprestasi kepada bangsa dan negaranya. "Kalau melihat negara kampiun demokrasi yang nun- jauh disana yang tua juga oke kok. Justru yang terpilih sekarang adalah tokoh- tokoh yang usia tua," papar Silaen.
"Kenapa kita harus alergi soal usia tua muda lalu mencari pembenaran untuk menjegal langkah orang lain untuk maju. Selama ini frasa tua- muda dihembuskan dalam kerangka untuk menegasikan peran dan kemampuan tokoh yang lebih tua, itu sudah salah besar," tegas Silaen.
Menurutnya, peluang Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla di pilpres 2024 punya kans yang sama besar dengan tokoh muda yang lainnya. "Pertanyaannya, bagaimana caranya agar tingkat keterpilihan mereka dapat diterima 'pasar' yakni pemilik suara dan dipilih. Ini bicara isi hati manusianyan kan maka yang paling tahu ya Allah Yang Maha Pencipta," imbuhnya.
Meski demikian, diakui Silaen, memang kedua tokoh bangsa itu sudah pernah mencoba maju sebagai capres dan kenyataannya belum beruntung. Ini problem tersendiri bagi yang pernah maju lalu kalah berkali-kali pasti ada sedikit trauma didalam dirinya sendiri.
"Pejuang akan berhenti ketika ajal menjemputnya, selama masih ada waktu dan kesempatan maka pejuang tak akan berhenti berjuang dalam mewujudkan impian yang ada didalam dirinya. Yang terpenting jangan sampai salah jalan saja," ungkap Silaen.
Begitu juga dengan yang usia muda, kata Silaen lagi, tentu saja punya kans yang sama besar dengan tokoh bangsa yang usia tua. "Yang pasti usia muda juga akan tua dan yang tua akan tetap saja tua. Ini soal cara pandang saja," canda Silaen tertawa.
Apatah lagi, jelasnya, dunia punya tren tersendiri kalau bicara kepemimpinan. Kepemimpinan itu sesuatu yang tidak bisa diraih hanya oleh karena merasa muda dan punya potensi. "Kepemimpinan itu bagian dari ikhtiar sepanjang hayat manusia. Dengan istilah yang saya yakini akan "indah pada waktunya"," ucap Silaen.
Menurutnya, faktor yang mendasar dalam meraih kemenangan tidak hanya ditentukan oleh kapital (money), jaringan, namun lebih dari itu faktor lucky yang berasal dari takdir illahi pencipta alam semesta. Manusia hanya bisa ora et labora tapi keputusan tetap ditangan maha pencipta Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Pengalaman saya nyata, boleh dikatakan dua kali terjadi di organisasi besar kepemudaan HIPM* dan KNP* ketika ada pihak- pihak tertentu karena punya kekuatan politik/ kekuasaan politik yang tengah berkuasa lalu mencoba mengatur (setting) agar jagoannya bisa menang, justru yang didapatkan adalah kekalahan. Jadi rencana manusia bukan rencanaNya," beber aktivis organisasi kepemudaan itu.
"Meskipun hanya beda 1 (satu) suara yang namanya kalah ya tetaplah kalah. Jadi sekuat apapun manusia me 'reka-reka' tapi jika yang maha kuasa tak merestui maka tetap saja akan gagal," cakapnya.
Silaen mengingatkan, ketika ada orang yang merasa diatas angin dan memiliki segala-galanya, maka jangan takabur dengan segala kesombongan yang sedang merasuki hati dan pikiran hingga merasa menang dengan segala trik dan intrik politik yang sedang dimainkan.
"Kepemimpinan itu adalah pelayanan publik yang diamanahkan kepada yang mendapat keberkahan ilahiah tanpa itu akan berakhir sia- sia. Kepada tim 'pembisik' capres dan cawapres ada baiknya berdoa sungguh- sungguh untuk mendapatkan konfirmasi dari yang diatas yakni pemilik segala sesuatu dibumi dan disurga," pungkasnya.
(by)
« Prev Post
Next Post »