BENTENGSUMBAR.COM - Pemerintah baru saja melarang adanya organisasi masyarakat bernama Front Pembela Islam (FPI) yang dipelopori Imam Besar Habib Rizieq Shihab.
Pelarangan FPI yang dikeluarkan pemerintah melalui surat keputusan menuai kontroversi karena dianggap bertentangan dengan undang-undang.
Duo F, Fadli Zon dan Fahri Hamzah, menjadi dua orang di antara beberapa politisi yang menentang keras pembubaran FPI tanpa melalui proses pengadilan.
Sebagaimana dikabarkan PikiranRakyat-Cirebon.com dalam artikel "Banyak Politisi yang Teguh Bela FPI, Guntur Romli: yang Selama ini Ambil Untung yang Paling Ngotot", Fadli Zon dengan tegas menyebut tindakan itu 'membunuh demokrasi'.
“Sebuah pelarangan organisasi tanpa proses pengadilan adalah praktik otoritarianisme," kata dia di Twitter
"Ini pembunuhan terhadap demokrasi dan telah menyelewengkan konstitusi," cuitnya.
Sementara, Fahri Hamzah menyindir keputusan enam pejabat tinggi yang mengusulkan pembubaran FPi.
"Pak Prof. Mahfud MD yang terhormat, seperti bapak, hampir semua yang berdiri di samping dan belakang bapak saat mengumumkan sebuah organisasi massa sebagai organisasi terlarang adalah para doktor dan guru besar," tulisnya.
"Sebuah pertanda bahwa keputusan ini adalah karya orang-orang pintar. Tapi..” kicau Fahri Hamzah.
“Tapi, sayang sekali, orang-orang pintar itu tidak membuka ruang diskusi. Seolah kami semua sebagai rakyat pasti mengerti,” ujarnya melanjutkan.
Fadli dan Fadli adalah segelintir dari banyak tokoh lain yang juga menentang pembubaran FPI yang dilakukan pemerintah.
Menanggapi hal itu, aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Mohamad Guntur Romli menilai hal itu wajar karena adanya sebuah alasan.
"Yang selama ini mengambil untung dari adanya FPI, itulah yang sekarang paling ngotot bela FPI," katanya sebagaimana dikutip dari Twitternya @GunRomli, Sabtu 2 Januari 2020.
(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »