BENTENGSUMBAR.COM - Tulisan puitis dalam bentuk video Podcast Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berjudul ‘Kebenaran dan Keadilan Datangnya Sering Terlambat, Tapi Pasti’, terus mendapatkan tanggapan dari berbagai pihak.
Kali ini, giliran I Gede Pasek Suardika, mantan kader Partai Demokrat yang memberikan komentar-komentar menohok.
Menurut Gede Pasek, curhatan SBY itu sebenarnya lebih cocok untuk Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat. Namun, menurutnya, Anas tidak cengeng sehingga tidak mengeluarkan puisi-puisi seperti itu.
“Cocoknya itu ditempelkan untuk Mas Anas Urbaningrum bukan di SBY menurut saya. Tetapi Mas Anas nggak cengeng,” ujar Gede Pasek Suardika pada Jumat, 19 Maret 2021, dilansir dari Sindo News.
Lebih lanjut, Pasek mengatakan bahwa Anas Urbaningrum telah menghadapi ketidak-adilan selama ini karena ada kontribusi SBY, baik langsung maupun tidak langsung.
“Sebab ketidak-benaran dan ketidak-adilan yang didapat AU selama ini justru karena ada kontribusi langsung dan tidak langsung dari SBY ketika berkuasa dan mengambil alih Demokrat menjadi properti keluarga,” ujar Pasek.
Lebih menohok, Pasek bahkan menilai bahwa curhatan SBY merupakan gaya playing victim model baru. Ia menyindir bahwa gaya curhat sebelumnya yang ia sebut seperti Drama Korea telah gagal.
“Saya melihatnya model curhat kali ini mencoba gaya playing victim model baru setelah model Drama Korea (Drakor) gagal total. Kalau kembali model buat lagu juga sudah tertinggal, sehingga mencoba dengan gaya puisi,” tanda Pasek.
Pasek lalu mengatakan bahwa ia telah kebal dengan gaya SBY tersebut sebab telah pernah tertipu sebelumnya. Ia pun yakin publik juga tidak akan terpedaya.
Hanya saja, ia mengatakan merasa sedih melihat masih adap pendukung SBY yang masih setiap mengabdi karena belum pernah terkena ‘prank.’
“Kalau saya yang pernah kena prank saat KLB di Bali sudah tidak mempan lagi. Saya sih yakin publik sudah tidak mempan lagi. Paling yang terenyuh dan sedih tinggal para abdi dalem yang mengabdi dan belum pernah jadi korban prank langsung,” tutur Pasek.
Pasek pun menyebutkan bahwa karya lagu, drakor, dan puisi yang dibuat SBY untuk mendapat belas kasihan akan sulit diterima oleh orang berakal sehat. Sebab, menurutnya,SBY lah yang telah mengubah Partai Demokrat menjadi properti keluarga.
“Karya lagu, Drakor, Puisi untuk menyentuh rasa iba dan belas kasihan publik dari orang yang selama ini menjadikan properti publik Parpol sebagai properti keluarga sendiri, akan sulit diterima oleh mereka yang masih punya akal sehat,” ujar Pasek.
“Tapi kita lihat saja masih ada berapa yang menangis kasihan setelah mendengar dan membaca puisi tersebut,” pungkasnya.
Source: Terkini.ID
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »