Mendadak SBY Seolah Kena Karma, Ngeri-Ngeri Sedap

BENTENGSUMBAR.COM - Partai Demokrat makin panas setelah mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko terpilih sebagai ketua umum dalam kongres luar biasa (KLB) yang dianggap ilegal oleh kubu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Sibolangit, Sumatera Utara, Jumat, 5 Maret 2021.

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) itu mengaku siap menjalankan amanah dari para peserta KLB.

Moeldoko sendiri tidak bisa menghadiri KLB. Dia hanya menyampaikan sambutan melalui sambungan telepon.

"Saya menghargai dan menghormati permintaan Saudara. Untuk itu, saya terima menjadi ketua umum," tegas Moeldoko.

Moeldoko pun sempat menanyakan keseriusan para peserta KLB yang menginginkan dirinya menjadi ketum Demokrat.

"Serius atau tidak?" tanya Moeldoko.

Para peserta KLB pun kompak menyatakan serius menginginkan Moeldoko menjadi ketum.

Sementara itu, Marzuki Alie yang dulu merupakan orang kepercayaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kini seolah menjadi pengkhianat, karena bersedia menjabat sebagai ketua dewan pembina partai berlambang bintang mercy tersebut.

"Dengan ini memutuskan Bapak Moeldoko sebagai ketua umum. Dengan keputusan ini, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dinyatakan demisioner," ujar Pimpinan Sidang Jhoni Allen, Jumat, 5 Maret 2021.

KLB yang saat ini menyingkirkan SBY dan AHY, seolah menjadi karma bagi Presiden Ke-6 RI ini. Pasalnya, SBY dulu dianggap pernah mengkhianati Megawati Soekarnoputri.

Hal itu diungkapkan Marzuki Alie dalam obrolan dengan Akbar Faisal yang ditayangkan di platform YouTube.

Marzuki Alie menceritakan, saat itu SBY mengungkapkan niatnya untuk maju dalam pemilihan pemilihan Presiden 2004 dn menggandeng Jusuf Kalla.

Awalnya Marzuki menyangka akan ada banyak orang yang hadir dalam pertemuan itu. Ternyata yang hadir hanya SBY saja.

Dalam pertemuan itu, SBY menyebut bahwa Megawati Soekarnoputri yang kala itu jadi Presiden dan berniat maju lagi sebagai petahana akan kecolongan dua kali.

"Bu Mega akan kecolongan dua kali ini," ujar Marzuki Alie menirukan ucapan SBY kala itu.

Ketua DPR-RI periode 2004-2009 itu lebih lanjut membeber mengenai arti dari istilah ‘kecolongan dua kali’ yang diutarakan SBY itu.

Kecolongan pertama yang dialami Megawati adalah ketika SBY memutuskan maju di Pilpres 2004.

Sebab kala itu, SBY sendiri menjabat sebagai Menko Polhukam di kabinet Gotong Royong yang dipimpin Megawati. 

Kecolongan kedua adalah karena SBY menggandeng Jusuf Kalla (JK) sebagai wakilnya di pilpres 2004 itu.

JK kala itu menjabat sebagai menteri koordinator kesejahteraan rakyat di kabinet Gotong Royong.

Kini, sengkarut Partai Demokrat kian keruh, apalagi para loyalis SBY menganggap KLB tidak sah.

Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Ossy Dermawan mengungkit pernyataan sang Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Peristiwa hari ini, #KLBBodong, buktikan bahwa apa yang disampaikan Ketum AHY pada 1 Februari lalu benar adanya. Tidak terbantahkan," tulis Ossy melalui akun Twitter pribadinya, @OssyDermawan.

Dia menambahkan, KLB tersebut tidak akan mengubah apa pun. Sebab, lanjut Ossy, KLB tidak sesuai konstitusi partai.

"Kami akan terus berjuang demi kedaulatan partai yang kami cintai. Kader PD terus rapatkan barisan," tulis Ossy Dermawan.

Source: GenPI

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »