Soal Surat PGI, Tengku Zul ke Menag Yaqut: Jangan Terburu-buru

BENTENGSUMBAR.COM - Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Ustad Tengku Zulkarnain menyarankan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas jangan terburu-buru dalam menindaklanjuti surat Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) yang meminta agar buku pelajaran agama Islam terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yang menyinggung kitab Injil dan Taurat dikaji ulang.

Awalnya Ustad Tengku Zulkarnain memposting berita dengan judul "Disurati PGI, Menag Minta Materi Pengajaran Agama Islam Diperbaiki" di akun twitternya @ustadtengkuzul pada Selasa, 2 Maret 2021.

Alasan Tengku Zulkarnain menyarankan seperti itu, pasalnya tiap agama memiliki pandangan masing-masing. Menurutnya, buku buku agama Kristen juga menulis tentang Islam dan Nabi Isa yang menurut umat Islam sendiri juga salah.

"Saran saya pak Menag jgn terburu buru. Tiap Agama punya pandangan masing masing. Buku buku Kristen juga menulis ttg Islam dan Nabi Isa yg menurut kita umat Islam salah. Tapi kita hormati," cuit Tengku Zulkarnain, dikutip BentengSumbar.com, Selasa, 2 Maret 2021.

Dikatakan Tengku Zulkarnain, mustahil Islam menulis tentang Taurat dan Injil mesti sesuai dengan pandangan Yahudi dan Kristen.

Begitu juga sebaliknya, jelas Tengku Zul, Yahudi dan Kristen mustahil menuliskan tentang al Qur'an, Nabi Musa, dan Nabi Isa mesti sesuai dengan pandangan Islam.

"2). Mustahil Islam menulis tentang Taurat dan Injil mesti sesuai dgn pandangan Yahudi dan Kristen. Begitu juga Yahudi dan Kristen mustahil menuliskan tentang al Qur'an, Nabi Musa, dan Nabi Isa mesti sesuai dgn pandangan Islam. Kan memang ketiganya berbeda pandangan. Terimakasih," cakapnya.

Menurut Tengku Zulkarnain, adalah pandangn rusak jika memaksakan ketiga agama Yahudi, Kristen, dan Islam mesti membuat buku yang pandangannya sama antar ketiga agama itu.

"3). Adalah pandangn rusak jika memaksakan ketiga agama Yahudi, Kristen, dan Islam mesti membuat buku yg pandangannya sama antar ketiga agama itu. Terus buat apa Lakum Di Nukum wa Liyadin? Toleransi itu menghormati perbedaan, bukan menyamakan perbedaan...Terimakasih pak Menag...," lanjut Tengku Zul.

"4). Jangan sampai nanti ada permintaan agar terjemahan al Qur'an tentang Yahudi dan Kristen, nabi Musa dan nabi Isa direvisi dan disesuaikan dengan pandangan agama Yahudi dan Kristen pula. Jadi apa nanti negara dan bangsa ini...? Semoga pak Menag memahami ini. Terimakasih," ungkapnya.

Beberapa orang netizen pun menanggapi cuitan Tengku Zulkarnain dengan pro dan kontra.

"ini sudah mencampuri internal agama lain, dan lucunya jika sudah menjadi 'Polemik' di publik, mereka selalu berlindung dibalik kata 'T O L E R A N S I' dalam konteks ini lebih bisa relate ke 'I N T E R V E N S I' di Negeri yg MAYO Islam tapi MINO kok lebih dominan ya," balas akun @kopi_angek.

"Kayaknya bener kata Teddy, anda itu ternyata bukan ulama," ujar akun @WIJOkO.

"Kalo setiap agama berasal dari Tuhan yg sama, pasti akan ada kesamaan," ujar akun @Mbahici.

"Wawasan anda luas Ustadz, ini semua salah presiden, pilih menag tapi tak mgerti agama," balas akun @irfanz_andre.

"Duh Tuhan selalu menghiburku melalui ketololan orang dungu," kata akun @suryahamidi membalas akun @irfanz_andre.

"Terjemahan tidak akan bisa direvisi DUNGU.....!!!!!! Kata khinzir dalam al-Qur'an tidak akan bisa direvisi menjadi KADAL GURUN. Sedungu itu kau katakan wawasan luas? Dasar himar ahmaq," lanjut akun @suryahamidi.

"Tenang,  Al Qur'an dijaga Allah sampai akhir zaman Zul," cakap akun @bowasapu.

(by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »