Dikira Kerja Jadi Sopir, Suami Ditangkap Densus 88, Tinggalkan Cicilan Utang Rp 1,5 Juta Per Bulan ke Istri yang Tak Bekerja

BENTENGSUMBAR.COM - Perempuan asal Kampung Limbangan, Desa Cibodas, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, S (25) merasa bingung ketika rumahnya digeledah Densus 88 Antiteror, Senin, 29 Maret 2021.

Ternyata suaminya, BS ditangkap oleh Densus 88 di Jakarta sebagai terduga teroris, pascaserangan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.

Mengira suaminya hanya bekerja sebagai sopir di Jakarta, S kini kebingungan harus menanggung cicilan utang bank yang ditinggalkan oleh sang suami.

Belum lagi, ia masih memiliki anak yang baru berusia 3 bulan.

S mengaku tidak tahu-menahu aktivitas suaminya selama bekerja di Jakarta.

Dia hanya tahu suaminya bekerja sebagai sopir, sehingga dia berharap agar suaminya dilepaskan.

Namun tiba-tiba aparat datang ke rumahnya, melakukan penggeledahan dan mengambil sejumlah benda yang diduga barang bukti kejahatan, salah satunya serbuk warna hitam.

"Iya harapannya dibebaskan aja, soalnya kan saya tidak tahu suami kelakuannya kaya gitu. Tahunya suami sebagai driver, suami di Jakarta tinggal di rumah orang tuanya di Tanjung Priuk," ucap S seperti dikutip dari Tribun Jabar, Rabu, 31 Maret 2021.

Tinggalkan utang

Kini S merasa kebingungan karena suaminya tidak mungkin lagi memberi nafkah dirinya.

Padahal BS juga memiliki cicilan utang bank sebesar Rp 1,5 juta per bulan.

"Masih lama utangnya, kerja buat nutupin utang, utang suami di Jakarta. Sebelumnya suami punya utang ke bank yang kaya kartu kredit gitu, untuk nutupin ngutang lagi ke bank di Sukabumi. Ada sekitar 1,5 tahun, sebulan 1,5 juta setorannya," jelasnya.

Dia pun berencana mencari pekerjaan untuk membayar kewajiban suaminya.

"Saya akan cari kerja soalnya saya kan punya utang ke bank, kalau suami saya enggak kerja siapa yang bayar?" lanjutnya.

Punya bayi 3 bulan

BS dan S yang menikah 1,5 tahun lalu telah dikaruniai anak berusia 3 bulan.

Kondisi ini pun menyulitkannya. Di sisi lain S harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Anak baru tiga bulan, ini mah (dikasih) asi, kalau nafkah tiap bulan dikasihnya, (sekarang, red) paling, ya gimana ya, paling saya kerja. Kalau ditinggal kerja anak kayaknya pasti formula, paling kerja di garmen kayak gitu," ujarnya.

Sumber: Kompas.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News