Terbuang
Katakan padaku apa maumu?
Apa kau begitu bijaksana?
Apa kau begitu bergelora dengan cinta?
Apakah sehitam ini?
Bimbang bagai embun tanpa pagi
Aku tidak ingin kau seperti pelangi
Aku tidak mau kau berwarna...
Aku hanya ingin putih
Bersih melambangkan kesucian
Aku yang kau buang laksana binatang
Tidak tahu dimana rimbanya
Dibuang disebuah palung lautan yang dalam
Semoga angin malam berpihak padaku
Engkau yang terpatri dalam doaku
Tandikat, 21 September 2020
Sajak tidur
Lentera mentari suah tampak
Kokok ayam suah bising
Tapi Sajak masih menceracau
Menceracau di alam mimpi
Lalu melelai lemas tak berkutik
Air membangunkan sajak
Diguyurnya,lalu lahirlah sajak anyar
Barangkali sajak masih merem
Tandikat,12 Oktober2020
Sabtu malam
Dalam senyap malam itu
Dingin merasuk hingga tulang
Seperti biasa
Kalbu bersorak di lengang malam
Meneriaki namamu di sepanjang pengaharapan
Tak disangka
Berkokok itik serupa ayam
Mentari pagi datang
Menyinari kalbu yang lenyah sunyi
Barangkali itu sabtu keberuntungan
Tandikat, 02 November 2020
Mila
Entah kau batu?
Entah kau pasir?
Aku mengada-ada
Seraya senyap di gubukku
Mungkin kau Sungai
Mengalir begitu laju ke mataku
Berhulu dari jabal rasaku
Hingga bemuara di pesisir kalbuku
Mungkin kau cuaca
Dingin jadi beku darahku
Panas jadi didih kulitku
Barangkali kau asmara baruku
Tandikat, 15 Maret 2021
Diam
Neraka sudah tampak di pelupuk mata
Api membakar tulang-tulang
Didih dan hancur jadi abu
Abu terbang ke angkasa
Daging hanya bisa terpaku
Melihat sekawanan tulang jadi abu
Barangkali abu tulang masih ada harapan
Tandikat, 01 April 2021
Penulis adalah Abdul Jamil Al Rasyid, Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Unand angkatan 2019 berdomisili di Padang Pariaman Santri Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Nurul Ikhlas Patamuan Tandikek
« Prev Post
Next Post »