Hal itu diungkapkan Ustaz Arifin Nababan dalam video ceramahnya yang dibagikan kanal Youtube Pdt Mell Atock, seperti dilihat pada Sabtu 8 Mei 2021.
Dalam video berjudul ‘Hei Ustad Nababan, Alkitab Kami Tidak Porno’ yang diunggah pada 10 bulan lalu tersebut, awalnya Nababan mengungkapkan bahwa kitab umat Islam yakni Alquran adalah kitab suci yang paling sempurna dan bermartabat.
“Alquran lebih komplit, Alquran lebih detil, Alquran lebih bermartabat,” ujar Ustaz Nababan dalam video ceramahnya itu.
Ia pun lantas membandingkan Alquran dengan kitab umat Kristen, Alkitab/Injil yang menurutnya banyak berisi ayat-ayat yang tidak bermoral dan mengandung pornografi.
“Alquran lebih bermoral ketimbang kitab suci saya dulu banyak saya temukan, banyak saya baca di Injil itu ayat-ayat yang tidak bermoral, ayat-ayat yang porno-porno itu banyak,” ungkapnya.
Nababan kemudian mencontohkan satu ayat berjudul kenikmatan cinta yang ada dalam Alkitab. Akan tetapi, ia meminta jemaah yang masih muda untuk menutup telinga mereka saat dirinya mengucapkan ayat tersebut.
“Begini bunyinya, judulnya kenikmatan cinta. Tapi saya minta tolong yang muda-muda tutup telinganya, yang tua-tua saja,” kata Nababan kepada jemaah.
Ustaz Arifin Nababan selanjutnya membacakan ayat berjudul kenikmatan cinta itu. Ayat tersebut membahas soal buah dada.
“Bunyinya begini, betapa cantik betapa jelita engkau hai tercinta di antara segala yang disenangi, sosok tubuhmu seumpama pohon kurma dan buah dadamu gugusannya. Aku ingin memanjat pohon kurma itu dan memegang gugusan-gugusannya. Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan napas hidungmu seperti buah apel kata-katamu manis bagaikan anggur,” ucapnya.
Pendakwah mualaf ini kemudian bertanya kepada jemaah terkait isi pembahasan ayat Alkitab yang ia bacakan itu.
“Isinya apa tadi? Bicara apa? Bicara buah-buahan, termasuk buah dada,” tuturnya kepada jemaah.
Arifin Nababan pun mengaku, dirinya pernah menanyakan kepada gurunya semasa ia masih memeluk agama Kristen dulu terkait ayat dalam Alkitab yang menurutnya mengandung pornografi itu.
“Dulu saya tanya guru saya, ‘Guru mengapa kitab kita ini isinya porno? Bicara buah dada terlalu vulgar. Apa tidak ada istilah yang lain pak guru?’. Guru saya mengatakan, ‘biarin saja Nababan supaya beda mana buah dada dan mana buah rambutan’. Itu katanya,” ujarnya.
Source: makassar.terkini.id
« Prev Post
Next Post »