BENTENGSUMBAR.COM - Rencana aksi besar yang menamakan ‘Jokowi End Game’ tidak jadi digelar. Padahal ramai di media sosial, aksi itu akan dilakukan pada Sabtu, 24 Juli 2021 kemarin. Aparat TNI-Polri juga telah disiagakan di depan Istana negara dengan persenjataan lengkap. Namun hingga sore hari, tidak ada tanda-tanda aksi itu digelar.
Pengamat politik, Rocky Gerung menilai, pemerintah terlihat panik menanggapi isu itu. Padahal nyatanya aksi tidak berjalan. Rocky menilai, intelijen Kantor Staf Presiden kecolongan menanggapi isu tersebut.
“Saya kira ini intelijen kecolongan. KSP kecolongan. Jadi terlihat sebetulnya bahwa ada kepanikan tentang keadaan. Jadi heboh, aparat ratusan diturunkan. Buzzer diturunkan untuk menuduh kiri kanan” kata Rocky Gerung di kanal YouTube-nya, Ahad, 25 Juli 2021.
Rocky mengatakan, yang membuat heboh terkait isu itu adalah ketidakmampuan pemerintah untuk mendeteksi keadaan negara. Padahal isu itu hanya iseng belaka.
“Mana mungkin kekuasaan tidak punya pengetahuan, tentang kondisi para pendemo segala macam,” ujar Rocky Gerung.
“Jadi para penjilat takut dengan keadaan. Padahal cuma keisengan dua tiga orang yang coba coba ngetes doang. Sebetulnya ini keadaan yang menguji psikologi massa,” ungkap Rocky lagi.
Dosen filsafat ini kemudian menyindir Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD yang menggelar konferensi pers dan mengancam para pendemo agar mematuhi protokol kesehatan. Rocky Gerung bilang, Mahfud MD kena prank dari mahasiswa.
“Pak Mahfud MD dengan wajah serius menerangkan bahwa ini ada kelompok yang sengaja ingin mengacaukan dan kami akan tindak tegas. Kena prank lah si Mahfud MD, hahaha,” katanya.
“Jadi saya kira ini BEM Seluruh Indonesia lagi ketawa-ketawa nih, rasain lu ye. Ini enaknya jadi mahasiswa tuh,” tuturnya.
Source: FIN
« Prev Post
Next Post »