Alissa menyarankan agar kepolisian memanggil dan mengarahkan orang-orang seperti itu untuk menjadi relawan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
“Yang tidak percaya COVID19 dipanggil saja sama Polisi setempat, lalu diarahkan untuk menjadi relawan di IGD RSUD lokalnya,” katanya melalui akun Twitter AlissaWahid pada Minggu, 4 Juli 2021.
Menurut Alissa, sanksi di atas adalah jalan tengah yang sekaligus bisa menjadi solusi bagi kurangnya tenaga di RS.
“Kita butuh orang-orang pemberani untuk membantu nakes di garis depan. Ini win-win. Biar mereka yang tidak ingin di rumah aja terpenuhi, RS pun terbantu,” katanya.
Saran anak Abdurachman Wahid atau Gus Dur ini lantas disambut netizen dengan pro dan kontra.
Ada banyak yang menyetujui saran Allisa dan sepakat bahwa itu adalah sebuah sanksi yang bisa menjadi solusi.
Namun, ada pula yang tidak setuju sebab menilai bahwa menempatkan orang-orang yang tak percaya Covid-19 di garda depan justru bisa menimbulkan masalah baru.
“Yo tambah bahaya mbak. Kalau mereka sudah pernah terpapar covid dan hanya gejala ringan dan sekarang sembuh, kemudian mereka berkumpul menyambut seruan sampeyan, opo gak tambah mengerikan efeknya,” kata Fauklunub.
“Justru menurut saya itu ide buruk. Karena jika mereka ditempatkan di garis depan tanpa APD (karena gak percaya), maka resio penularannya makin besar dan resiko munculnya klaster baru akan naik,” kata Iler_tuanku.
“Karena orang gendeng yang gak percaya tersebut akan ke sana ke mari jadi juru penyebar wabah jika kena pas waktu di garis depan,” tambahnya.
Source: terkini.id
« Prev Post
Next Post »