“Perbandingan era SBY dengan Jokowi. Jauh, ibarat bumi dan langit,” katanya melalui akun twitter Panca66.
Dalam cuitannya, Panca juga menyentil beberapa pegiat media sosial yang mendukung Presiden Jokowi.
Ia menuding para pegiat media sosial itu sebagai buzzer yang membohongi para pengikut media sosial mereka.
“Ini bicara data. Bukan cocoklogi kayak buzzer dungu, Denny Siregar, Teddy Gusnaidi, Eko Kuntadhi, Kang Dede dkk yang membohongi followersnya dengan twit fallacy. Silakan dibantah,” ungkapnya.
Bersama cuitannya, Panca juga melampirkan video yang membandingkan pencapaian era SBY dan Jokowi.
Dalam video itu, disebutkan bahwa pada era Jokowi, Indonesia turun kelas dari negara berpenghasilan menengah ke atas menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah.
“Pendapatan per kapita turun dari 4050 dollar di 2019, hanya menjadi 3870 dolar saja di 20209,” ungkap narator dalam video.
Secara ekonomi, katanya, Indonesia jadinya hanya setara dengan Timor Leste, Zimbabwe, dan Kongo.
“Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi di era Jokowi jauh di bawah ekonomi di era SBY,” ujar narator.
Narator lalu menguraikan bahwa pada tahun 2004, ketika SBY mulai memimpin, pendapatan per kapita Indonesia hanya 1080 dolar.
Setelah memimpin lima tahun, pendapatan per kapita Indonesia naik menjadi 2150 dolar.
“Mari kita lihat di era Jokowi. Di awal memerintah pada tahun 2014, pendapatan per kapita mencapai 3620 dolar. Lima tahun Jokowi menjawab, pendapatan per kapita naik menjadi 4050 dolar,” jelasnya.
Narator lalu menyimpulkan bahwa pendapatan per kapita Indonesia dalam lima tahun SBY menjabat naik sebesar 1070 dolar.
Sedangkan, dalam lima tahun pertama Jokowi memimpin, pendapatan per kalpita hanya naik 430 dolar.
Source: terkini.id
« Prev Post
Next Post »