Blusukan ke Apotek Cek Pasokan Obat, Jokowi Mulai Endus Ada Mafia di Istana?

Blusukan ke Apotek Cek Pasokan Obat, Jokowi Mulai Endus Ada Mafia di Istana?
BENTENGSUMBAR.COM - Politikus Partai Demokrat, Cipta Panca Laksana turut angkat bicara terkait kegiatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mendadak blusukan ke apotek untuk memeriksa ketersediaan dan pasokan obat untuk pasien Covid-19.


Dalam kunjungan Presiden Jokowi ke apotek di kawasan Bogor, Jawa Barat, obat jenis anti virus yang dibutuhkan masyarakat tidak tersedia lantaran pasokannya yang cukup langka.


Panca menilai, seharusnya Presiden Jokowi memeriksa terlebih dahulu orang-orang yang berada di sekitar Istana lantaran ada kemungkinan mafianya justru orang terdekatnya.


“Kemarin ada berita orang istana ikutan main obat anti covid. Coba diperiksa itu, siapa tahu mafia obat ada di sekitar istana. Iya enggak sih?,” ujar Panca melalui akun media sosial Twitter pribadinya dikutip Hops pada Sabtu, 24 Maret 2021.


Terliha pula dalam video yang dibagikan Panca, Presiden Jokowi tampak mendatangi sebuah apotek di Bogor. Kemudian orang nomor satu di Indoensia itu menanyakan kepada petugas, terkait ketersediaan beberapa obat anti virus, termasuk beberapa vitamin.


Petugas apotek yang berjaga pun menjawab bahwa obat-obat yang ditanyakan Presiden Jokowi sedang tidak ada.


Diketahui sebelumnya, sejumlah politisi Demokrat sempat menyoroti soal dugaan dari lembaga Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyebut Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Meoldoko memiliki hubungan dengan produsen obat yang digadang-gadang bisa menangkal virus Corona, yakni Ivermectin.


Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim sebelumnya mengungkap soal kelangkaan obat untuk pasien Covid-19.


Menanggapi hal tersebut Pemerintah Kota Bogor meminta secara khusus kepada para penegak hukum untuk mencari permasalahan kelangkaan tersebut.


Pihaknya juga menduga, ada oknum yang bermain atau memanfaatkan situasi untuk keuntungan.


”Ke mana sebetulnya obat-obatan itu. Jangan sampai ada yang menimbun. Jika sampai terjadi penimbunan, harus segera ditindak karena masyarakat dalam kondisi darurat tidak bisa menunggu dan harus ada ketegasan dari aparat,” ujar Dedie pada Minggu, 18 Juli 2021 silam mengutip Kompas.


Dedie juga memaparkan, untuk kebutuhan obat di RSUD Kota Bogor, sebenarnya sudah didistribusikan langsung dari Kementerian Kesehatan. Namun, fakta yang terjadi, jika masyarakat mempunyai resep dan mencari ke apotek, justru tidak menemukan obat dari resep itu.


Dedie juga berharap warga untuk tidak membeli secara berlebih atau hanya sekadar untuk persediaan. Dedie tidak ingin dalam kondisi kedaruratan penanganan pasien tidak tertangani karena obat tidak tersedia.


”Saya pikir pemerintah pusat dan daerah komitmen untuk membantu semaksimal mungkin keselamatan masyarakat, tetapi jangan ada oknum-oknum yang bermain,” katanya.


“Dalam kondisi ini, kita tidak bisa menoleransi orang orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan,” imbuhnya.


Source: Hops.id

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »