Curhat Pasien Covid Terlunta-lunta Cari Kamar dan Melihat Belasan Orang Tewas: Lu Yang Sehat Nggak Usah Sok-sokan

Curhat Pasien Covid Terlunta-lunta Cari Kamar dan Melihat Belasan Orang Tewas: Lu Yang Sehat Nggak Usah Sok-sokan
BENTENGSUMBAR.COM - Video curhat seorang pasien covid-19 yang menceritakan pengalamannya mencari rumah sakit yang masih buka, viral di media sosial.


Pria tersebut, dengan selang infus terpasang di hidung dan nafas yang masih tersengal menceritakan sempat antre berjam-jam bahkan tidur di tenda BNPB beberapa hari karena tak mendapat kamar.


Selama proses antre dan dirawat, dia menyaksikan ada belasan orang meninggal karena covid-19.


Dalam video yang berdurasi 10 menit tersebut, si pasien yang menggunakan logat Jakarta mengungkapkan, awalnya dia mengikuti vaksinasi di Indoor Senayan dan meminjam pulpen milik panitia untuk isi formulir.


Namun setelah itu, dia spontan mengucek ucek matanya. Besoknya, dia mulai mengalami gejala covid-19, yakni tidak merasakan makanan, dan merasa demam.


Dia menceritakan, setelah tahu positif, dia mendatangi setidaknya 32 rumah sakit, tapi semua hanya melayani PCR dan tidak diperkenankan menginap. Padahal, dia merasa perlu dirawat dan mendapat bantuan oksigen.


Akhirnya pasien itu mendapat sebua tempat di RSUD Bekasi, tapi yang bersangkutan ditempatkan di tenda. Saat ditenda BNPT, dirinya sempat melihat belasan orang yang meninggal.


“Waktu antre di RSUD Bekasi itu, 200 meter ke gerbang, sudah diminta turun dari mobil dan sewa kursi roda untuk antre, dari jam 1 siang sampai jam 6 magrib panas-panasan gua dsitu. Jam satu-an itu ada 8 yang mati di depan gue. Ada yang (meninggal) di ranjang, saat diturunin mobil. Yang mati seumuran gue nda ada. Umurnya sekitar 60-an,” jelas dia.


Namun ujung-ujungnya, saat magrib, dia tetap tak dapat ruangan perawatan. Akhirnya, pria tersebut menginap di tenda BNPB selama 4 hari.


“Di dalam tenda, ada 16 orang saya lihat mati. Subuh, melek ada yang mati sebelah gua,” ceritanya lagi.


Akhirnya di balik lagi ke rumah, lalu kembali mencari perawatan di umah sakit. Beberapa tempat perawatan covid-19 yang masih tersedia, kata dia, namun berupa tenda dan kamar rusunami.


“Gua nggak mau, itu bukan rumah sakit, itu cuma isoman aja mah. Gua mau rumah sakit, ICU,” jelas dia. Akhirnya, setelah berjuang terus mencari rumah sakit, dia menemukan ICU.


“Makanya lu yang pada sehat, nggak usah sok sokan lu, konspirasi apalah covid-19 bikinan siapa, bisnis covid, bisnis vaksin. Udah itu urusan dia, yang penting jangan sampai kena lu. Kalau kena, repot jadinya. Semua ketunda, cancel semua urusan lu,” tambahnya lagi.


Video tersebut dikomentari oleh Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Rahmad Handoyo.


Ia berpesan agar terus waspada dan hati-hati yang menjadi kunci keselamatan di tengan pandemi.


“Kita merasa sudah menjalankan protokol kesehatan, tapi kalau kita lengah dan sedikit alpa terhadap hal-hal yang terlihat sederhana, kita bisa saja terpapar Covid-19,” kata Rahmad Handoyo dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Kamis 22 Juli 2021.


Legislator PDI Perjuangan ini mengaku, dirinya baru saja menerima sebuah video, yakni testimoni seorang pasien Covid-19 yang diduga terpapar akibat lalai mencuci tangan usai memegang sebuah pulpen ketika menjalani proses vaksinasi di Senayan, Jakarta.


“Orang tersebut menduga dirinya terpapar Covid-19 hanya gara-gara mengucek-ucek mata usai memegang pulpen saat hendak melakukan vaksinasi di Tennis Indoor Senayan, beberapa waktu lalu,” kata Rahmad Handoyo dikutip dari tribunnews.


Dikatakan Rahmad, kasus Covid-19 yang bermula dari sebuah pulpen seperti dalam video yang sudah menyebar di berbagai medsos tersebut harus dijadikan pelajaran berharga oleh semua pihak.


Rahmad menegaskan, apa yang dialami pasien Covid tersebut satu pelajaran yang berharga karena saat kita menjalankan protokol kesehatan, selalu ada celah terkena Covid-19.


“Yang menjalankan prokes pun masih bisa kena, apalagi yang abai dan tidak mengindahkan aturan?.


Ingat, kita harus menyadari bahwa pelayanan kesehatan kita sudah full. Kita juga harus berempati kepada nakes kita.


Artinya, prokes memang harga mati untuk melawan Covid-19,” ujarnya


Source: terkini.id

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »