Pernyataan Fadjroel ini disampaikannya melalui akun Instagram miliknya baru-baru ini. Menurut Fadjroel dengan adanya kritik berarti jantung demokrasi masih berfungsi dengan baik.
“Presiden sudah tersenyum, tertawa, legawa apalagi lah bahasanya. Beliau itu senang sekali melihat di Indonesia kritik itu tetap ada, beliau senang sekali. Mau dari mahasiswi UI, mahasiswa ITB, UGM atau apa pun, beliau senang berarti karena beliau percaya bahwa kritik itu lah jantungnya demokrasi,” terang Fadjroel, dikutip terkini.id dari detik, Sabtu 3 Juli 2021.
Fadjroel mengibaratkan bahwa tanpa kritik, negara demokrasi akan seperti kuburan yang sepi.
“Jadi kritik itu jantungnya demokrasi, kalau jantungnya hilang ya sudah demokrasinya sudah nggak hidup lagi, sepi nanti, sunyi sepi. Seperti di kuburan, kuburannya megah tapi sunyi sepi. Nah itu kalau nggak ada kritik, jadi kritik itu memang jantungnya demokrasi,” ujarnya.
“Nah makanya presiden, beliau tersenyum, tertawa legawa. Terima kasih atas kritiknya karena kritik itu bagian demokrasi, walaupun ada bagian tambahan, tolong di Indonesia itu kan tetap ada yang namanya sopan santun dalam tradisi kita itu tetap penting,” imbuh Fadjroel.
Melansir terkini.id, menanggapi pemberitaan mengenai hal ini, eks Anggota DPR RI Djoko Edhi Abdurrahman mengatakan bahwa hal ini hanyalah bualan semata.
“Raja Bual, senang membual. Kayak gunung sibual-buali, terus mengeluarkan wedhus gembel, tapi tak kunjung meletus,” kata Djoko Edhi pada cuitan yang ia bagikan.
Menurut Djoko Edhi, sikap bualan yang dimiliki sosok yang disebutnya ‘Raja Bual’ berimbas kepada anak buah.
“Itu sejarah pembual. Semua anak buahnya pun ikut jadi wedhus gembel,” pungkasnya.
(*)
« Prev Post
Next Post »