Sindir PKS Habis-habisan, FH: Partai sok Suci sok Bermoral tapi Kadernya Korupsi

Sindir PKS Habis-habisan, FH: Partai sok Suci sok Bermoral tapi Kadernya Korupsi
BENTENGSUMBAR.COM - Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean melontarkan sejumlah sindiran kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS).


Menurut Ferdinand, PKS berusaha menampilkan citra sebagai partai yang suci dan bermoral, tapi kenyataannya banyak melakukan hal buruk.


Ia menyebutkan contoh seperti korupsi, menonton video porno saat rapat, hingga tidak memiliki nasionalisme.


“Betul sekali, makanya rakyat muak melihat orang dari partai sok suci sok bermoral tapi kadernya korupsi, nonton porno di rapat paripurna, main fustun dan lebih mencintai bangsa asing sebagai Pelestina pesek,” katanya melalui akun FerdinandHaean3 pada Kamis, 8 Juli 2021.


“Rakyat muak dengan lip service sok bermoral itu!!” tambahnya.


Ferdinand mengatakan hal itu sebagai respons terhadap pernyataan salah satu politisi PKS, Bukhori Yusuf.


Bukhori Yusuf menyebut bahwa rakyat sudah muak dengan pernyataan-pernyataan Pemerintah yang ujung-ujungnya tidak ditepati.


“Rakyat sudah muak dengan lips service. Rakyat butuh excellent service,” katanya pada Kamis, 8 Juli 2021, dilansir dari Jawa Pos.


Anggota Komisi VIII DPR RI itu melontarkan hal itu sebagai kritikan terhadap pemerintah yang membiarkan 20 tenaga kerja asing (TKA) Cina ke Indonesia lewat Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. 


Padahal, saat ini Indonesia masih terus mengalami kenaikan kasus positif Covid-19 dan Pemerintah tengah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa Bali.


“Tidak semestinya mereka berada di sini. Seharusnya mereka mengerti situasi saat ini tengah kritis dan sensitif,” tegas Bukhori.


Ia juga menyesalkan lemahnya wibawa pemerintah yang seakan tutup mata dengan membiarkan masuknya warga negara asing selama kondisi darurat kesehatan di dalam negeri.


Tidak hanya itu,  Bukhori menilai bahwa masuknya TKA Cina ke Indonesia belakangan ini juga mencerminkan hilangnya sensitivitas dan kapasitas pemerintah dalam merespons persoalan kedaruratan kesehatan sehingga berpotensi memunculkan sejumlah konsekuensi serius.


“Persoalan sentimen sosial. Kebijakan PPKM perlu diakui semakin membuat masyarakat kita sulit,” kata Bukhori.


“Dengan dalih kesehatan, pekerja informal kita dipaksa diam di rumah, namun untuk urusan nafkah, sebaliknya pemerintah seakan lepas tangan,” lanjutnya.


Bukhori juga menyinggung potensi munculnya virus varian baru yang menurutnya akan tetap menghantui masyarakat Indonesia sepanjang pintu perbatasan tidak ditutup. 


Ia menjelaskan, memori kolektif masyarakat sulit melupakan bahwa asal mula bencana virus ini adalah akibat dari lemahnya pengawasan di pintu masuk mancanegara.


“Kita telah kecolongan dalam berbagai waktu, mulai sejak insiden masuknya virus yang berasal dari Wuhan Tiongkok hingga yang terbaru, yakni varian Delta dari India,” paparnya.


Source: terkini.id

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »