Banyak Dicibir, Ternyata Baliho Puan Hasilkan Hal Positif

Banyak Dicibir, Ternyata Baliho Puan Hasilkan Hal Positif
BENTENGSUMBAR.COM - Baliho para politisi tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Salah satunya adalah baliho Puan Maharani. Namun, pemasangan baliho diwarnai dengan berbagai komentar masyarakat. Mereka menganggap belum waktunya untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden 2024. 


Atas dasar itu, baliho yang bertuliskan 'Kepak Sayap Kebhinekaan' tersebut menjadi bahan vandalisme oleh oknum tak bertanggung jawab bahkan mereka menggunakan kata - kata yang tidak pantas untuk dituliskan. 


Lantas, apakah ada respon positif dari pemasangan baliho Puan Maharani?


Menurut Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi mengungkapkan, berdasarkan hasil analisis pihaknya, popularitas Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDI-P Puan Maharani meningkat sejak bertebarnya baliho dan billboard di sejumlah ruang publik. Bahkan, berdasarkan hasil analisis Drone Emprit, popularitas Puan kini setara dengan popularitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. 


"Tren Puan setara dengan tren Ridwan Kamil, setelah dikatrol dengan kampanye baliho. Respons netizen terhadap baliho turut meningkatkan tren Puan," kata Ismail


Hasil analisis Drone Emprit mengungkapkan, total penyebutan nama Puan Maharani dalam percakapan di semua media pada Sabtu (7/8/2021) hampir mencapai 5.000 kali. Capaian tersebut juga sempat diperoleh Ridwan Kamil pada 12 Juli 2021 yang sama-sama hampir 5.000 kali penyebutan.


Pengamat politik angkat bicara soal baliho Puan Maharani yang saat ini banyak bertebaran di sejumlah wilayah.


Pemasangan baliho Puan Maharani itu bahkan memunculkan persepsi masyarakat jika Ketua DPR RI tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan popularitas.


Tidak hanya itu, baliho Puan Maharani juga dikaitkan pada panggung Pilpres 2024, lantaran nama Ketua DPR RI itu kerap masuk dalam berbagai survei yang memotret figur potensial.


"Kalau dihubungkan dengan sosiologi politik, itu semacam dramaturgi. Dimana ada panggung depan dan ada panggung belakang terkait dengan sesuatu yang ditampilkan," kata Pengamat Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Agus Machfud Fauzi. 


Sementara itu dari kubu PDIP, Politikus PDI Perjuangan Arteria Dahlan membantah baliho Puan yang tersebar di berbagai daerah bertujuan untuk meraih dukungan menuju 2024.


“Keliru yang mengaitkan baliho dengan kepentingan elektoral, kalau baliho Mbak Puan dari awal memang tidak ditujukan dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan kepentingan elektoral,” kata Arteria.


Arteria menyebut sejak awal pemasangan baliho Puan bukan bertujuan elektoral.


“Jadi kalau ada yang mengaitkan Baliho MbaK Puan dengan hasil elektabilitas ya enggaK relevan. Apa kaitannya pemasangan baliho sama elektabilitas MbaK Puan? Memangnya Kami pasang baliho untuk naikkan elektabilitas? Teori dari mana itu? Makanya jangan berburuk sangka, nggak usah tanya sama konsultan politik dan pakar yang ahli di marketing politik, kita sangat paham instrumen-instrumen meningkatkan elektabilitas itu apa saja, pastinya bukan baliho,” jelasnya


Anggota Komisi III itu mengklaim Puan sudah dikenal publik sehingga tak perlu lagi memasang baliho untuk pengenalan.


“Insya Allah beliau sudah dikenal. Jadi engga perlu mengenalkan beliau lewat baliho. Nah pertanyaan seperti itu mungkin lebih relevan ke orang lain, kok heboh banget ya kalau Mbak Puan pasang,” ujarnya.


Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan murni inisiatif dari Fraksi PDIP di DPR RI.


"Itu ide spontan kolektif anggota yang disetujui pimpinan Fraksi PDIP DPR dan Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu (Bambang Wuryanto)," kata Hendrawan kepada wartawan, Jumat (6/8/2021).


Hendrawan mengatakan pemasangan baliho itu bentuk ekspresi kebanggaan kepada Puan Maharani sebagai perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR RI.


Dia memastikan, bahwa pemasangan baliho tersebut bukan terkait pemilihan presiden (pilpres).


"Kami tidak bicara soal pilpres. Bahkan kami diingatkan untuk tidak mengaitkannya dengan kontestasi 2024," ujar anggota Komisi XI DPR RI itu.


Lebih lanjut, Hendrawan menegaskan bahwa urusan pencapresan di PDIP adalah mutlak ditentukan oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.


Sebelumnya, baliho Puan juga mendapat respon positif bagi pengusaha jasa advertising. 


"Total ada sekitar 201 titik baliho dan billboard yang saya pasang. Itu tersebar berbagai daerah tidak hanya Solo saja," ujar Direktur Gage Design Solo, Bambang.


Bambang menjelaskan, pesanan baliho atau billboard yang pasang itu berbeda datang dari berbagai pihak. Dari Puan Maharani sendiri pasang 45 unit, lalu Gibran Rakabuming Raka juga memasang 14 unit hingga beberapa tokoh lain, seperti anggota DPR. 


Baliho atau Billboard tersebut tidak hanya Puan Maharani dengan tulisan Kepak Sayap Kebhinekaan. Tapi ada juga tulisan tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). 


Untuk daerah yang dipasang itu seperti di beberapa daerah di Jateng, Sumatera, hingga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 


Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »