Ketua DPR Sampaikan Belasungkawa atas Korban KM Putri Ayu 3

BENTENGSUMBAR.COM - Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani menyampaikan rasa duka cita yang mendalam untuk seluruh korban keluarga korban terbaliknya KM Putri Ayu 3 di perairan Laut Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Puan mengatakan hal ini seiring menerima kabar ditemukannya dua dari tujuh anak buah kapal (ABK) yang dinyatakan hilang.

"Saya turut berbelasungkawa atas terjadinya musibah ini untuk para keluarga korban KM Putri Ayu 3 di perairan Tanjung Puting. Semoga keluarga diberikan kekuatan untuk pulih dari lara yang mendalam ini." kata Puan dalam keterangan tertulisnya.

Pada kesempatan yang sama, Puan turut meminta agar Basarnas dan seluruh otoritas terkait terus melakukan pencarian dan menyisir perairan agar korban segera ditemukan. Pasalnya, masih ada lima orang yang masih hilang.

"Kita teruskan pencarian hingga korban ditemukan untuk keluarga yang menanti di rumah. Sesuaikan kondisi dan gerakan di lapangan agar pencarian efektif," ujar mantan Menko PMK itu.

Diketahui, KM Putri Ayu 3 berangkat dari Muara Baru Jakarta menuju laut Jawa untuk mencari ikan pada Senin, 16 Agustus lalu. Dalam perjalanan, kapal itu kemudian dilaporkan mendadak terbalik karena terhantam ombak besar di wilayah perairan antara Kabupaten Seruyan dan Kabupaten Kotawaringin Barat, dekat Taman Nasional Tanjung Puting.

Kejadian tragis itu menyebabkan satu orang tewas, lima orang selamat dan tujuh orang lainnya dinyakatakan hilang. Dua orang ABK yang baru saja ditemukan, pulang dalam keadaan meninggal dunia. Mereka adalah Rahmat Hidayat dan Ikhwanul Muslimin. Mereka ditemukan oleh kapal nelayan pencari cumi tak jauh dari lokasi kejadian. Jenazah segera dievakuasi dan dipulangkan ke rumah duka masing-masing.

Sementara itu, masih ada lima korban yang belum ditemukan atas nama Tomy Bagus Putra, M. Fery Irawan Mustafa, Sarul Gunawan, Mamuri, dan Nashekin. Pencarian mereka sejauh ini masih dilakukan dengan fokus di sekitar tempat penemuan dua korban di atas.

"Otoritas bisa bekerja sama dengan kapal-kapal nelayan yang memang beroperasi di sekitar perairan tersebut. Saat ini sudah berlangsung lama sejak waktu kejadian, maka sebaiknya pergerakan dapat melibatkan warga sekitar. Paling tidak agar ada petunjuk dan perkembangan untuk dilaporkan pada keluarga," kata Puan.

Puan memandang bahwa ini adalah musibah yang tragis bagi keluarga karena masih dalam masa Pandemi Covid-19. Dia tidak bisa membayangkan duka mendalam yang dirasakan oleh anak, istri, ayah, ibu, dan saudara-saudara yang menunggu di rumah.

"Masyarakat yang memang membantu pekerjaan petugas diharapkan segera melaporkan pada petugas jika menemukan informasi terkait," ujar Puan.

Ke depannya, Puan berharap kejadian ini bisa diminimalisir. Kualitas kapal nelayan di Indonesia harus diperbaiki untuk produktivitas mencari sumber daya laut. Bagaimana pun, nyawa adalah yang utama. Makanya, dibutuhkan fasilitas kerja yang memang terjamin keamanan serta kenyamanannya.

Seluruh akomodasi laut sebaiknya diperbaharui dan diuji kelayakannya. Meski pun tragedi ini disebabkan oleh kehendak alam, seperti kondisi laut dan cuaca, bila fasilitas kapal nelayan memenuhi persyaratan dan dalam kondisi baik, bisa saja kecelakaan itu dihindari.

Menurut Puan, bagaimana negara menjaga sekaligus menjamin kehidupan nelayan adalah cara memastikan industri maritim tetap berjalan menguntungkan. Selanjutnya, tutur Puan, akomodasi dan operasional dalam pencarian ikan harus lebih dipantau untuk memastikan keselamatan para pemakainya.

“Kita tidak bisa menjamin nyawa, tetapi kita bisa mengusahakan keselamatan. Kondisi alam harus diantisipasi dengan kecakapan akomodasi nelayan,” ujar Alumni Universitas Indonesia ini.

Puan memandang bahwa kelayakan kapal nelayan harus sama-sama diperhatikan seperti kelayakan kapal penumpang. Pasalnya, laut Indonesia begitu luas, sehingga kapal sudah harus dipastikan mampu dalam menghadapi situasi darurat.

“Kita ini negara maritim, sungguh tidak lucu bila akomodasi perairan dan kapal pencarian ikan kita tidak memiliki kondisi yang prima. Bagaimana kita bisa memanfaatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana kemaritiman Tanah Air? Saya minta ini dievaluasi secepatnya sehingga ke depannya, baik kapal penumpang atau pencari ikan bisa beroperasi dengan maksimal dengan jaminan keselamatan penumpangnya,” kata Puan.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »