Sebab, mereka sebenarnya bisa saja menggunakan kursi jabatannya untuk membuat kebijakan yang membuat rakyat. Akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya.
"Alih-alih mendapat dukungan, upaya sosialisasi politik justru memancing antipati," kata Lucius, dilansir dari GenPI.co pada Rabu, 4 Agustus 2021.
Lucius mengatakan, menggunakan alibi pesan prokes untuk tujuan politik tentu sangat disesalkan.
Pengamat politik ini menyebut, kinerja yang gagal membuat mereka melakukan praktik-praktik demikian.
"Padahal, kursi mereka bisa menjadi materi promosi utama," katanya.
Jika cara tersebut yang dilakukan, politisi tersebut tentu akan lebih banyak dikenal sekaligus dikenang masyarakat.
"Hampir pasti dipilih lagi jika memang kinerja mereka berhasil sebelumnya," katanya.
Seperti diketahui, deretan baliho yang memajang wajah politisi mulai mewabah di mana-mana.
Baliho itu menampilkan beberapa elite politik, seperti Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, hingga Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
(*)
« Prev Post
Next Post »