Pasalnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPP Puan Maharani terkesan selalu memberikan kritik terhadap perpolitikan di Sumatera Barat.
Mualimin menjelaskan, sebagai wilayah taklukan Presiden Soekarno, Mega merasa Sumbar harus hormat dan ikut PDIP sebagai pewaris ideologis Bung Karno.
"Akan tetapi, faktanya dendam dan benci orang Minang pada trah Soekarno sudah mendarah daging," ujar dia, dilansir dari GenPI.co pada Sabtu, 14 Agustus 2021.
Dia menambahkan, dukungan dunia politik Sumbar pun tidak berkiblat ke PDIP, sehingga Megawati agak risau.
"Dukungan orang Minang dialihkan ke partai Islam konservatif seperti PKS dan PAN. Akhirnya suara PDIP selalu rendah di Sumbar," jelasnya.
Lebih lanjut, menurut dia, kondisi itu membuat Megawati bingung bagaimana cara untuk mendapatkan hati masyarakat Sumbar.
"Agaknya ini yang bikin jengkel, kesal, dan putus asa dari Megawati-Puan," ungkap Mualimin.
Dia juga menyimpulkan bahwa kritikan Megawati terhadap Sumbar sebagai tanda frustasi PDIP selalu gagal meraup suara di Sumbar.
"Dalam psikologis Mega, Sumbar/Minangkabau itu daerah taklukan Bung Karno yang berhasil menumpas PRRI," tuturnya.
(*)
« Prev Post
Next Post »