Ramai Komentar Baliho Puan, Deddy Yevri Sitorus: Kenapa Pada Nyinyir

Ramai Komentar Baliho Puan, Deddy Yevri Sitorus: Kenapa Pada Nyinyir
BENTENGSUMBAR.COM - Baliho Ketua DPR RI Puan Maharani di sejumlah daerah mendapatkan berbagai respon dari semua kalangan. Ada yang beranggapan untuk maju Pemilihan Presiden 2024 sampai sibuk promosikan diri.


Menanggapi hal itu, Politisi PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan Maharani adalah hal yang wajar. Hal itu untuk bertujuan untuk lebih dekat dengan rakyat.


"Orang banyak yang tidak senang karena baliho Puan dimana - mana. Padahal, banyak kok politisi yang memasang baliho juga, kenapa pada Nyinyir ya," tutur Deddy Yevri Sitorus, Sabtu malam, 7 Agustus 2021.


Lagi pula menurut Deddy Yevri Sitorus, pemasangan baliho puan sudah direncanakan dari jauh - jauh hari dan sudah koordinasi dengan pihak baliho sesuai jadwal.


"Lagian gini ya, duit - duit kita, kenapa pada repot. Lagi pula, pemasangan baliho Puan Maharani sudah terjadwalkan sejak lama. Dan kebetulan pemasangan ini bertepatan dengan PPKM. Hal itu sudah terjadwal oleh pihak baliho," tutur Deddy.


Sebelumnya, beredar komentar dari kelompok relawan Jokowi, Jokowi Mania atau JoMan, agar menyatakan biaya pemasangan baliho Puan tersebut disumbangkan ke warga.


"Elite PDIP akhirnya menyambut tantang JoMan, tapi persoalannya dalam kondisi pandemi ini etiskah seorang Ketua DPR dan elite-elite di PDIP melakukan hal semacam itu dan ini benar-benar kontraproduktif dengan situasi sekarang," kata Ketua Umum JoMan, Immanuel Ebenezer atau Noel.


Mengenai hal itu, Deddy menjawab bahwa pemasangan baliho Puan Maharani tidak mengganggu aktivitas bantuan yang diberikan lewat partai PDIP.


"Lah ini, bukan berarti kita masang baliho tidak memberikan bantuan kepada masyarakat. Toh, bantuan tetap berjalan. Mulai dari vaksin, sembako dan sebagainya," tutur Deddy.


Lebih lanjut Deddy mengatakan bahwa dengan adanya pemasangan baliho puan dimana - mana mampu memutar roda perekonomian bagi ekonomi kreatif.


"Tentu ini menguntungkan bagi semua pihak yang terkait. Mulai dari desain reklame, jasa pemasangan, dan printing untuk baliho. Ada pergerakan ekonomi di sana,' ujar Deddy.


Perlu diketahui, dalam baliho Puan ada tagline kepak sayap kebhinekaan. Menurut Deddy, hal itu merupakan cara untuk menyatukan semua lapisan masyarakat dan menyinggung bahwa masih banyak masyarakat persoalan tentang kebhinekaan di Indonesia.


"Mengenai tagline itu, kamu melihat bahwa sampai hari ini masyarakat Indonesia terbelah - belah, masih banyak persoalan kebhinekaan. Tagline itu menjadi komitmen kami yang disampaikan Puan Maharani tentang keberagaman di negeri ini yang perlu dijunjung tinggi," tutur Deddy.


Ia juga melanjutkan bahwa selama kepemimpinan Puan Maharani dalam lingkup DPR sudah banyak perubahan yang signifikan.


"Selama menjabat Ketua DPR saya tidak melihat kegaduhan di Parlemen bahkan sebelumnya pada pemimpin terdahulu rapat paripurna sepi, pada saat dijabat Puan rapat itu selalu ramai, walaupun via daring," tutur Deddy.


Ia menilai sosok Puan Maharani merupakan wanita yang bisa menginspirasi perempuan Indonesia untuk bisa mendapatkan peran dalam dunia politik.


"Puan itu contoh perempuan yang bisa memimpin di tengah dominasi kaum pria di negeri ini. Hal itu bisa menginspirasi banyak perempuan Indonesia untuk berani melangkah tanpa perlu takut," ujar Deddy.


Lebih lanjut, Deddy mengatakan bahwa terkait baliho Puan akan maju ke Pilpres 2024,semua diserahkan oleh ketua umum partai PDIP.


"Dalam kongres menyangkut sosok yang bakal dijadikan calon presiden itu tergantung ketua umum partai. Karena ia memiliki hak prerogatif mengenai pencalonan sosok tersebut," ujar Deddy.


Ia menyarankan Puan Maharani agar fokus memimpin lembaga DPR dan tidak perlu memikirkan komentar negatif tentang dirinya.


"Jalani saja, gak perlu mikir hal negatif tentang baliho. Intinya, berikan hal terbaik untuk rakyat," tutup Deddy.


Sebelumnya, Kelompok relawan Ganjar Pranowo, Ganjarist, juga mengomentari pemasangan baliho Puan Maharani. Mereka menyebut pemimpin bukan berada di baliho, melainkan ada di hati masyarakat.


"Pemimpin itu teruji di lapangan. Adanya di hati rakyat. Bukan di gambar-gambar diam di pinggir jalan dengan slogan bombastis. Pemimpin yang kebanyakan baliho justru seperti menunjukkan dia selama ini tidak banyak melakukan apa-apa. Makanya kini sibuk promosikan diri," kata Ketum Ganjarist, Mazdjo Pray.


Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »