Tanggapi Perseteruan PDIP dan Demokrat Terkait Kecurangan Pemilu, Refly Harun: Pemilu itu Curang Semua

Tanggapi Perseteruan PDIP dan Demokrat Terkait Kecurangan Pemilu, Refly Harun: Pemilu itu Curang Semua
BENTENGSUMBAR.COM - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun menanggapi perseteruan yang terjadi antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat.


Menurut Refly Harun, hal itu sudah biasa karena pada saat Partai Demokrat yang berkuasa, PDIP menjadi partai oposisi.


Begitu pula sebaliknya, kini ketika PDIP yang berkuasa Partai Demokrat lah yang menjadi oposisi pemerintah.


Perseteruan kali ini dimulai dengan adanya saling klaim yang dimulai oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.


Pasalnya, Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa Pemilihan Umum (pemilu) 2009 ketika Susilo Bambang Yudhoyono yang naik sebagai presiden RI adalah curang.


Lalu, sebagai anggota Partai Demokrat pun menanggapi hal tersebut dengan mengatakan bahwa Hasto salah baca teks karena yang curang adalah Pemilu 2019.


Menanggapi hal tersebut, Refly Harun mengatakan bahwa Pemilu di Indonesia masih banyak kekurangan dan kecurangan melalui kanal Youtube miliknya Refly Harun.


Refly Harun pun mengatakan bahwa fenomena kekurangan dan kecurangan itu tidak bisa dibantah.


Oleh karena itu, kata Refly Harun, curi-mencuri, ‘colong-menyolong’ dalam Pemilu adalah hal yang umum dan biasa dilakukan.


Refly Harun mengibaratkan sindir-menyindir antara PDIP dan Partai Demokrat seperti bus kota.


"Sesama bus kota dilarang saling mendahului tapi kalau mereka nyupirnya ugal-ugalan enak juga untuk ditonton," kata Refly Harun dengan nada bercanda.


Menyikapi hal tersebut, Refly Harun pun mengatakan jika ada yang bertanya mana yang lebih curang antara Pemilu 2009 atau 2019, Refly Harun mengatakan bahwa kecenderungannya curang semua.


“Jadi, kalau ditanya mana yang lebih curang Pemilu 2009 atau Pemilu 2019, saya mengatakan Pemilu itu kecenderungannya curang semua,” kata Refly Harun dikutip Galamedia dari kanal Youtube Refly Harun pada Rabu, 25 Agustus 2021.


Walaupun demikian, kata Refly Harun, kecurangan itu tidak bisa main tunjuk dilakukan oleh satu partai saja.


“Semua berkontribusi terhadap kecurangan tersebut,” tutur Refly Harun.


Refly Harun bahkan mengatakan bahwa kecurangan tersebut sudah seperti bahaya dari Pemilu-pemilu di era reformasi.


Oleh karena itu, menurut Refly Harun, perlu sebuah penguatan dari sebuah kelembagaan yang mengurusi terkait pemilu.


Refly Harun juga mengungkapkan salah satu bentuk kecurangan yang terjadi di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.


Kecurangan tersebut adalah kecurangan yang paling kentara, paling tidak demokratis, dan menghalangi orang untuk maju itu adalah penerapan Presidential Threshold.


“Penerapan Presidential Threshold 20 persen kursi dan 25 persen suara itu adalah kecurangan yang paling nyata,” kata Refly Harun. (Galamedia)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »