Hari Olahraga Nasional 2021, Menunggu Desain Besar Olahraga Nasional

HARI Olahraga Nasional (Haornas) diperingati setiap tanggal 9 September. Peringatan ini mengingatkan kita untuk terus memacu prestasi Indonesia di kancah kompetisi internasional. Apalagi, sebelumnya Indonesia baru saja berpartisipasi pada Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020.

Prestasi Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2020 memang patut dibanggakan. Namun demikian, perlu disoroti bahwa secara keseluruhan, raihan Indonesia menurun dibandingkan olimpiade sebelumnya di Rio pada 2016.

Di Tokyo, kontingen Indonesia menempati peringkat 55 dengan torehan 1 emas, 1 perak dan 3 perunggu. Medali emas diraih cabang bulutangkis di nomor ganda putri melalui Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Lalu, 1 perak diraih atlet angkat besi Eko Yuli Irawan, sedangkan 3 perunggu masing-masing diraih Anthony Sinisuka Ginting (bulutangkis), Erwin Abdullah (angkat besi), dam Windy Cantika Aisah (angkat besi).

Secara peringkat, posisi tersebut gagal memenuhi target yang sebelumnya dipasang, yakni masuk 40 besar dalam daftar perolehan medali. Padahal, di Olimpiade Rio 2016 lalu, Indonesia berada di peringkat 46 dengan 1 emas dan 2 perak. 

Kejutan tak terduga justru datang dari kontingen Paralimpiade Indonesia saat mengikuti Paralimpiade Tokyo 2020. Indonesia berhasil membawa pulang 2 medali emas, 3 perak, dan 4 perunggu, atau dua kali lipat dari target yang ditetapkan  National Paralympic Committee (NPC) Indonesia.

Sementara itu di kompetisi Asian Games, prestasi terbaik Indonesia ialah ketika menjadi tuan rumah pada perhelatan Asian Games 2018. Selain sukses dari sisi penyelenggaraan, Indonesia juga mencatat prestasi terbaik sepanjang sejarah keikutsertaan dalam kompetisi Asian Games.

Terbukti, ketika itu Indonesia berada pada posisi ke-4 terbaik di antara 45 negara peserta pesta olahraga terbesar bangsa-bangsa di Asia. Indonesia berhasil meraih total 98 medali, yang terdiri dari 31 emas, 24 perak dan 43 perunggu.

Jumlah tersebut melampaui catatan rekor prestasi terbaik Indonesia sebelumnya pada Asian Games tahun 1962, dengan raihan 51 medali dengan 11 medali emas.

Tak hanya dari raihan medali, sejumlah pencapaian penting dicatatkan oleh Tim Indonesia sepanjang pertandingan di Asian Games 2018. Pertama, Indonesia menciptakan All Indonesian-Final (Pertandingan Final sesama Indonesia) pada nomor pertandingan Panjat Tebing Nomor Speed Relay Putri dan Speed Relay Putra dan Bulutangkis Nomor Ganda Putra.

Indonesia juga mengakhiri kekeringan emas pada sejumlah cabang Olympic Sports seperti Tenis, Karate dan Angkat Besi. Pada cabang olahraga Non-Olympic Sports, Sepak Takraw juga mengakhiri puasa emas dengan raihan emas pertama sepanjang gelaran Asian Games.

Menuju desain besar

Menurut pengamat olahraga, M Kusnaeni, prestasi olahraga Indonesia di level olimpiade masih jalan di tempat. Selama ini Indonesia masih mengandalkan cabang olahraga yang itu-itu saja, yakni bulutangkis, angkat besi dan panahan.

Sementara di cabang olahraga lainnya yang bukan termasuk andalan, lanjut Kusnaeni, belum berkembang. Padahal, ini penting untuk meningkatkan peringkat Indonesia pada kejuaraan olimpiade.

Kusnaeni memaparkan bahwa kelemahan Indonesia adalah pada pondasi olahraga. Menurutnya, kemunculan atlet senior bukan hasil pembinaan yang konsisten dari bawah.

Oleh karena itu dia menilai, Indonesia perlu pembentukan Sekolah Olahraga yang berstandar internasional di seluruh provinsi. Pasalnya saat ini, Indonesia baru memiliki 2 sekolah olahraga, yakni sekolah olahraga di Ragunan, Jakarta dan di Kalimantan Timur.

Sebenarnya, Kemenpora tengah mempersiapkan desain besar olahraga Nasional yang katanya akan diumumkan pada perayaan Hari Olahraga Nasional pada 9 September 2021.

Desain tersebut dirancang untuk meningkatkan olahraga nasional di kancah dunia. Desain ini menyoroti sumber potensi talenta dari tingkat SMP, serta pelatihan yang bertujuan untuk membentuk atlet-atlet nasional yang tangguh. Rencananya, Kemenpora akan membangun 10 sentra pemusatan latihan di sejumlah daerah.

Perlu diketahui, Haornas 2021 diperingati untuk meningkatkan rasa sportivitas di tanah air. Peringatan Haornas bermula dari penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) I pada 9-12 September 1948 di Solo, Jawa Tengah. 

Tanggal 9 September 1948 menjadi pembukaan ajang olahraga tersebut dan ditetapkan pula untuk setiap tahunnya sebagai Hari Olahraga Nasional. PON I digelar karena pada tahun 1948 atlet-atlet Indonesia tidak bisa mengikuti kompetisi olahraga dunia Olimpiade XIV/1948 di London, Inggris. 

Hal tersebut disebabkan pada saat itu kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia belum diakui oleh dunia serta paspor Indonesia pun juga tidak diakui oleh Pemerintah Inggris. 

*Penulis: Najma, Anggota Perempuan Indonesia Satu

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »