Media Asing Sebut Azan Berisik, Wagub DKI: Dari Nenek Leluhur Kita Sudah Ada, Agama Lain Menghormati

BENTENGSUMBAR.COM - Media asing menyorot lantunan azan di DKI Jakarta yang dianggap berisik. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pun angkat suara.

Ia menegaskan, sorotan media asing yang menyinggung azan di Jakarta membuat berisik tak perlu ditanggapi.

Dia mengatakan, azan di masjid-masjid sudah ada sejak lama. Agama-agama selain Islam di Indonesia menghormati adanya azan sebagai panggilan sholat bagi umat muslim.

"Ya, azan ini itu kan memang panggilan sholat, panggilan ibadah. Tentu kita harus menghormati semua agama yang ada di Indonesia sudah menghargai. Dari nenek kita dulu, leluhur kita sudah ada azan. Tidak usah dipermasalahkan," katanya di Balaikota, Kamis, 14 Oktober 2021, dilansir dari Aktual.

Sebelumnya, media asing Agence France-Presse (AFP) menyoroti azan di Jakarta yang dinilai berisik. AFP adalah agensi berita internasional yang berpusat di Paris, Perancis.

"Ketakwaan atau gangguan kebisingan? Indonesia mengatasi reaksi volume azan," demikian judul AFP.

Salah satu narasumber AFP adalah muslimah berusia 31 tahun dengan nama samaran Rina, pengidap gangguan kecemasan (anxiety disorder) yang tidak bisa tidur, mengalami mual untuk makan, dan takut untuk menyuarakan komplain soal suara azan dari masjid di dekat rumahnya.

Riza mengatakan, warga Jakarta dan Indonesia merupakan warga mayoritas pemeluk agama Islam. Karenanya, di semua negara-negara muslim, azan merupakan peristiwa agama yang terjadi pada setiap jam sholat.

"Kalau ada media asing, saya, kita bisa disampaikan bahwa inilah Indonesia dan negara-negara lain yang memang mayoritas muslim, ya warganya ibadah. Setiap jam sholat ya ada azan sebagai panggilan untuk sholat. Saya kira itu tidak masalah," ungkapnya.

Dia mengatakan, semua pengurus masjid sudah memahami dan mengerti dengan tugas serta batasan-batasan. Sehingga tidak perlu dipersoalkan lagi.

"Tentu semua masjid-masjid, takmir, majelis semua juga mengerti batasan-batasannya. Saya kira itu tidak jadi masalah," ujarnya.

Dia juga mempertanyakan keberadaan warga Jakarta yang mempersoalkan azan itu. Perlunya mengetahui keberadaan pelapor itu bertujuan untuk mencari jalan keluar atas keluhannya kepada media asing itu.

"Ya kan diliat yang mengeluh itu dimana. Di daerah mana, di wilayah mana, silahkan. Nanti setelah itu kita cek. Ini kan negara yang sangat demokratis. Kami menghargai satu sama lain. Dan azan itu kan tidak berpanjang-panjang, tidak berlama-lama," ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »