BENTENGSUMBAR.COM - Perempuan memegang peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dunia. Sayangnya, kaum Hawa kerap masih mengalami diskriminasi gender yang menghambat mereka berkontribusi secara maksimal bagi ekonomi dan sosial bangsa.
Pengakuan peran penting tersebut pun dibuktikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menetapkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Perempuan Pedesaan Internasional atau International Day of Rural Women, yang disepakati sejak 2007 lalu.
Secara historis, gagasan penetapan peringatan tersebut bermula dari Konferensi Dunia Keempat tentang Perempuan di Beijing, China pada 1995. Saat itu, tanggal 15 Oktober diusulkan sebagai Hari Perempuan Pedesaan Internasional sebagai bagian dari Hari Pangan.
Kenapa demikian? Peran perempuan pedesaan dinilai penting karena berkontribusi besar dalam produksi pangan serta mewujudkan ketahanan pangan. Sebelum resmi menjadi peringatan PBB, Hari Perempuan Pedesaan sudah dirayakan selama lebih dari satu dekade.
Ditetapkannya Hari Perempuan Pedesaan Internasional tersebut menjadi titik tolak pengakuan masyarakat Internasional. Dunia pun akhirnya mengakui perempuan pedesaan, termasuk perempuan adat, berkontribusi penting dalam meningkatkan pembangunan pertanian dan pedesaan serta meningkatkan ketahanan pangan sekaligus memberantas kemiskinan di daerah pedesaan.
Banyak pihak belum menyadari, sistem pangan di pedesaan mayoritas berjalan berkat peran perempuan dan anak-anak, dari produksi, pemrosesan, penyiapan, konsumsi, dan distribusi pangan. Tak hanya itu, perempuan juga berperan memastikan nutrisi rumah tangga dan masyarakat terpenuhi.
Memperbaiki kualitas kehidupan
Pandemi Covid-19 telah membuat ketahanan pangan semakin rentan. Kini lebih banyak orang mengalami kelaparan atau kekurangan gizi. Banyak orang harus kehilangan pendapatan dan akses ke perlindungan sosial terbatas.
Sekretaris Jenderal PBB pun menyerukan untuk mengubah sistem pangan sehingga semua orang memiliki akses ke pola makan sehat yang berkontribusi pada pemulihan alam, mengatasi perubahan iklim, dan disesuaikan dengan keadaan lokal.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan memastikan, perempuan dan anak perempuan pedesaan turut berpartisipasi dan mendapat manfaat dari transformasi sistem pangan. Dengan demikian, sangat mungkin dunia bisa mencapai dua Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's), yakni Nol Kelaparan dan Kesetaraan Gender.
PBB menyebutkan, memperbaiki kehidupan perempuan pedesaan merupakan solusi untuk memerangi kemiskinan dan kelaparan. Selain itu, memberi perempuan kesempatan yang sama seperti laki-laki dapat meningkatkan produksi pertanian sebesar 2,5%-4%. Jumlah orang yang kekurangan gizi juga dapat berkurang sebesar 12%-17%.
Lebih dari itu, sebanyak 40% perempuan masuk dalam angkatan kerja pertanian di negara-negara berkembang. Sebanyak 20% di Amerika Latin dan 50% di beberapa bagian Afrika dan Asia.
Akan tetapi, mereka mengalami diskriminasi yang signifikan dalam hal kepemilikan tanah dan ternak, juga upah yang tak setara. Perempuan juga kurang dilibatkan dalam pembuatan keputusan. Mereka juga sulit mengakses sumber modal, kredit, dan pasar untuk mengembangkan pertanian mereka.
Perempuan penggerak ekonomi
Di dalam negeri, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga pun telah mengungkapkan pentingnya mendorong peran perempuan sebagai motor penggerak pemulihan ekonomi, baik di kota, di desa begitu pula di tingkat Nasional maupun Global.
Menurutnya, peran perempuan adalah kunci kehidupan keluarga Indonesia secara umum. Oleh karenanya, Hari Perempuan Pedesaan Internasional, lanjut dia, tidak bisa dipisahkan dengan isu-isu gender di tingkat Desa.
KemenPPPA pun memaparkan sudah menjawab tantangan tersebut dengan 10 indikator yang diwujudkan dalam Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak.
Menurut Menteri Bintang pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender merupakan prioritas pemerintah dalam pembangunan. Selain itu, kaum perempuan menjadi bagian dari lima isu prioritas arahan Presiden Joko Widodo.
Arahan tersebut, yakni peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan, peningkatan peran ibu dalam pendidikan anak, penurunan kekerasan pada perempuan dan anak, penurunan pekerja anak dan pencegahan perkawinan anak.
Bintang mengatakan, strategi pengarusutamaan gender telah diintegrasikan ke dalam rencana pembangunan nasional jangka pendek, menengah dan panjang. Indonesia juga telah memasukkan perempuan sebagai salah satu kelompok prioritas dalam Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia 2021-2025.
Lebih lanjut, dia juga menekankan momentum Hari Perempuan Pedesaan Internasional diharapkan dapat memperkuat hak dan kewenangan desa sekaligus mengoptimalkan sumber kekayaan desa sebagai modal utama dalam pembangunan desa.
Oleh karena itu, perencanaan harus berspektif gender karena masyarakat masih menempatkan perempuan sebagai kelas nomor dua. Melalui Gerakan Peningkatan Keterlibatan Perempuan Melalui Desa Ramah Perempuan dan Desa Peduli Anak, harapannya dapat mendorong sinergi mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) di desa.
Laporan: Mela
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »