Peringati Hari Habitat Sedunia, Puan Maharani Prihatin Soal Kualitas Udara di Perkotaan yang Memburuk

BENTENGSUMBAR.COM - Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani menyoroti kehidupan kota-kota besar yang mulai tak sehat. Padahal, Puan menyebutkan bahwa habitat manusia yang bersih dan layak merupakan hak dasar semua orang di dunia.

“Kita lihat sekarang di kota-kota besar polusi di mana-mana, air udara semua tak luput dari pencemaran. Apa yang kita hirup, apa yang kita minum semua justru membahayakan kesehatan kita. Ini harus dihentikan, kita harus melakukan gerakan nyata,” kata Puan dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 5 Oktober 2021.

Puan mengutip data organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyatakan bahwa perkotaan telah menyumbang 70% dari emisi karbondioksida di dunia. Emisi ini dihasilkan dari sektor transportasi, bangunan, konsumsi energi, serta pengelolaan limbah. Hal ini pun memicu pemanasan global di perkotaan.

“Coba kita bandingkan dengan wilayah-wilayah pelosok. Airnya masih jernih, bahkan ada yang bisa diminum. Udara segar, kalau pagi embun masih tebal. Pohon lebih rimbun dan satwanya terjaga karena warganya bisa hidup berdampingan dengan alam,” tutur eks Menko PMK ini.

Perkembangan di perkotaan, lanjut dia, memang telah menuju era yang serba modern. Masyarakat kota juga kehidupannya lebih sejahtera dengan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan akses yang serba lebih mudah.

Di sisi lain, kehidupan modern tersebut kerap menggeser nilai-nilai kemanusiaan yang penting, seperti mencintai lingkungan, dengan mengambil secukupnya dari alam demi menjaga kelestarian lingkungan.

Menurut Puan, semua pihak memiliki andil dalam menciptakan lingkungan yang sehat, termasuk di perkotaan. Pemerintah dan segenap jajarannya, lembaga-lembaga pemerhati lingkungan, organisasi kemasyarakatan, juga warga sebagai komponen masyarakat memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan.

“Semua bisa kita lakukan mulai dari diri sendiri, dengan mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan dan pola hidup sehat di lingkungan sekitar. Perubahan besar semua dimulai dari langkah kecil,” ucap Politikus PDI Perjuangan ini.

Puan mengajak semua komponen masyarakat untuk memulai gaya hidup lebih ramah lingkungan, misalnya menghindari plastik satu kali pakai dan tidak membuang sampah sembarangan.

Dia pun mengapresiasi gerakan bersepeda yang kini mulai menjamur di masyarakat. Selain membuat tubuh sehat, bersepeda juga mengurangi produksi emisi karbon yang menjadi penyebab utama pemanasan global.

“Bayangkan kalau satu hari saja dalam seminggu, warga perkotaan tidak menggunakan transportasi pribadi. Berapa banyak emisi karbon yang akan berkurang dalam satu tahun?” tegas alumni FISIP Universitas Indonesia ini.

Puan menyoroti kualitas udara kota-kota besar yang cenderung lebih rendah. Di DKI Jakarta, misalnya, menurut laman Iqair.com, Ibu Kota menjadi kota keenam dengan kualitas indeks kualitas udara/air quality indeks (AQI) terburuk di dunia, dengan nilai AQI di angka 113, dan polutan utama PM 2.5, per tanggal 5 Oktober 2021.

Kondisi hampir serupa juga terjadi di Kota Bandung. Platform kualitas udara tersebut menyatakan tingkat udara di Kota Kembang sebagai “unhealthy for sensitive groups” dengan angka AQI 127, dan polutan utama PM 2.5.

Tak hanya itu, kualitas air di perkotaan juga cukup memprihatinkan. Bahkan di beberapa wilayah, masyarakat tidak bisa menikmati air bersih. Apalagi, kondisi sungai-sungai pun memprihatinkan, penuh dengan sampah sehingga menyebabkan terjadinya banjir.

“Artinya memang masalah lingkungan itu terjadi hampir seragam di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia. Oleh sebab itu, solusinya harus menyeluruh, dari kebijakan pemerintah pusat, daerah, industri, dukungan lembaga dan organisasi, juga masyarakat yang tinggal dan berdomisili di perkotaan,” kata perempuan yang pertama kali menjabat Ketua DPR ini.

Selama ini, menurutnya, masyarakat kota telah mendapat kesempatan yang lebih luas untuk menikmati fasilitas-fasilitas yang mumpuni. Kini, waktunya warga kota memberikan kontribusi dengan menjaga lingkungan demi kelangsungan hidup bersama, termasuk untuk para anak cucu penerus bangsa.

“Saya percaya, kita bisa mengatasi masalah lingkungan ini bersama-sama. Apalagi warga perkotaan pun mayoritas lebih mengerti mengenai pentingnya menjaga lingkungan, mereka lebih terekspos dengan informasi, lebih mudah mencari dan menggali fakta-fakta, juga berpikiran lebih terbuka. Jalan menuju lingkungan yang lebih sehat memang berat, tapi bukan berarti tidak mungkin. Kita bisa jika beruapaya bersama-sama,” kata Puan.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »