Melansir detik, polemik bermula saat seorang pemilik akun Instagram mengunggah foto dan video terkait anjing Canon mati setelah ditangkap oleh Satpol PP untuk dipindahkan.
Dalam video tersebut, tampak petugas Satpol PP memegang kayu dan berdiri mengelilingi Canon.
Salah satu petugas mengarahkan kayu ke rantai yang mengikat Canon dan ia pun terlihat ditundukkan.
Setelah sampai di tempat pemindahan, Canon diketahui mati.
Kasapol PP Aceh Singkil, Ahmad Yani menduga bahwa kematian anjing tersebut disebabkan karena stres.
Ahmad mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan penguburan bangkai anjing tersebut dan tidak menemukan sama sekali bekas kekerasan di tubuh anjing itu.
Ia pun menjelaskan bahwa anggotanya yang memegang kayu tersebut hanya berjaga-jaga dengan amukan anjing dan tidak sama sekali melakukan kekerasan pada anjing itu.
Ia menuturkan bahwa penangkapan tersebut sudah sesuai dengan aturan SOP.
“Anjingnya waktu dievakuasi ke Singkil diikat pakai rantai dan dimasukkan ke keranjang kol. Cuma itu. Keranjang diikat biar nggak pecah,” ujarnya.
Sontak saja kejadian itu menuai banyak perdebatan. Bahkan, ada publik yang mendoakan agar wilayah Aceh dikenai azab berupa tsunami kembali.
Atas polemik tersebut, pemilik anjing juga telah memberikan permintaan maaf karena menghebohkan publik.
Hilmi Firdausi pun memberikan pernyataanya. Ia mengatakan bahwa gara-gara anjing mati, syariah Islam ikut terseret dan dicaci maki.
“Gara-gara anjing mati, syariah Islam dicaci. Yang punya anjing mnta maaf, yang buat gaduh belum juga. Bahkan sampai ada yg mendoakan tsunami, padahal di tempat lain, ribuan anjing disembelih untuk dikonsumsi.,” ujar Hilmi melalui akun Twitternya.
“Islam itu indah, semua ada aturannya. Jangankan hewan, tumbuhan saja tak boleh dirusak bahkan ketika perang,” tambahnya. (terkini)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »