Sentil Faldo Maldini, Tokoh NU: Dia Buat Fatwa Sendiri Ada Marah yang Terpuji, Naudzu billah ...

BENTENGSUMBAR.COM - Staf khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Faldo Maldini membela kebiasaan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang kerap memarahi pegawainya di depan publik.

Politisi dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menilai hal tersebut tidak masalah.

Hal itu ia sampaikan saat menjadi narasumber di program Dua Sisi di TV One.

Berbagai respons negatif pun bermunculan atas pernyataannya tersebut. Salah satunya dari Tokoh Nahdlatul Ulama Umar Hasibuan alias Gus Umar.

"Si Faldo sejak jadi stafsus hilang akal sehatnya. Sampai dia buat fatwa sendiri ada marah yang terpuji. Naudzu billah smoga kita terhindar dari amarah Allah," cuit Gus Umar melalui akun @Umar_Hasibuan75, Jumat, 8 Oktober 2021.

Pengamat politik Ujang Komarudin pun langsung bersuara karena Faldo menyebut ada istilah marah-marah yang terpuji dalam agama.

Ujang menantang Faldo menunjukkan dalil agama yang menyebutkan kebiasaan marah-marah adalah hal terpuji.

“Di mana-mana marah marah itu tidak ada yang terpuji dalam konteks agama mana pun. Tidak ada dalilnya, yang marah marah terpuji tidak ada. Karena kalau menzalimi siapapun tidak boleh. Kalau mengangkat derajat orang yang dizalimi, iya,” katanya.

Sebelumnya Faldo mengatakan, kemarahan Risma adalah sebuah kemarahan yang terpuji. Faldo menyebut, aksi marah-marah Risma hanya menjadi gaya seorang tokoh. Seperti halnya Presiden Jokowi yang lebih cenderung pendiam.

"Itu sangat manusiawi sih. Itu membuktikan Bu Risma punya sisi manusiawi, bisa marah, bisa meneteskan air mata," kata Faldo dikutip dari Channel TV One, Jumat, 8 Oktober 2021.

Faldo menyebut, kemarahan Risma pasti ada alasannya. Dalam berbagai hal, Faldo menganggap Risma marah karena ada kesalahan data yang dibuat anak buahnya.

Faldo juga menyinggung soal istilah marah-marah yang terpuji. “Justru di tahap ini, kita kalau di agama bilang marah-marah yang terpuji. Kita itu marah untuk memperjuangkan orang banyak. Rakyat yang sedang diperjuangkan oleh Ibu Risma,” ujarnya.

Faldo melanjutkan, semua yang terjadi sudah ada hikmahnya, yakni pelaksanaan data sudah tercapai.

“Dalam hal ini hikmahnya sudah terjadi. Pelaksanaan data sudah tercapai. Justru dalam tahap ini Ibu Risma menyediakan diri dalam tanda kutip untuk dikata-katain orang. Dikomentari, tapi masalahnya selesai,” jelasnya.

Sementara itu, sosiolog Musni Umar menyatakan, apa yang dilakukan Risma adalah sebuah pencitraan.

"Beliau itu melakukan itu terus-menerus itu bagian dari pencitraan. Apa yang dia bawa di Surabaya dia bawa ke tingkat nasional," ujar Musni Umar dalam kesempatan itu.

Kalaupun dikatakan sebagai kebiasaan, Musni Umar pun heran mengapa Risma tidak juga bisa memperbaiki dirinya setelah aksi marah-marahnya menjadi viral. (Galamedia)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »