Soal Tudingan Gubernur Radikal, Anies Tantang Tunjukkan Bukti: Kalau Tidak Ada, Batalkan Semua Tuduhan Itu

BENTENGSUMBAR.COM - Anies Baswedan mengatakan, selama 3,5 tahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dirinya menutup wawancara dengan media internasional apabila menyangkut isu radikalisme, ekstremisme, dan konflik antar-agama.

Hal itu diceritakan Gubernur Anies saat menjadi pembicara di Workshop Nasional DPP PAN di Bali. Acara tersebut juga ditayangkan di kanal YouTube PAN TV, Senin, 4 Oktober 2021.

"Saya tidak memberikan wawancara internasional, sampai 3,5 tahun tidak ada. Kenapa? karena media internasional tidak tahu isu detail, media internasional taunya isu global, dan isu global itu adanya ekstremisme, radikalisme, konflik antar-agama," kata Anies.

Anies menyebut, media-media internasional juga kerap bertanya soal tudingan gubernur radikal dan gubernur ekstrem yang dialamatkan kepadanya.

Namun, Anies memilih untuk tidak menjawab isu itu. Pasalnya, Anies meyakini isu diskriminasi, radikalisme, ekstremisme akan terjawab seiring berjalannya waktu.

"Lalu Jakarta kalau diomongin selalu konteksnya seperti itu, jadi saya tidak mau jawab tudingan soal gubernur radikal, gubernur ekstrem, ndak perlu, kenapa? Karena cukup dijawabnya dengan perjalanan waktu," ucap dia.

Kini, memasuki 4 tahun masa jabatannya sebagai Gubernur DKI, Anies Baswedan pun memberikan jawaban atas tudingan gubernur radikal dan ekstrem.

Anies menjawab dengan menantang pihak-pihak yang melontarkan tudingan tersebut untuk menunjukkan ada tindaknya kebijakan dia yang diskriminatif, radikal, atau tidak mengayomi semua warga DKI.

"Ini sekarang bulan ini (saya) sudah 4 tahun (menjabat), jawabannya begini, 'Tolong tunjukkan kebijakan mana yang radikal dari Gubernur DKI, tolong tunjukkan kebijakan mana yang diskriminatif dari Gubernur DKI, tolong tunjukkan kebijakan mana yang tidak mengayomi kepada semuanya," ujar Anies.

Jika tidak bukti soal kebijakan yang diskriminatif dan radikal, Anies meminta agar menghentikan semua tuduhan tersebut.

"Kalau tidak ada, batalkan semua tuduhan-tuduhan itu, sederhana," tegas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Lebih jauh, Anies menerangkan bahwa tudingan radikalisme dan intoleran sudah dijawab melalui kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang memberikan bantuan operasional tempat ibadah tanpa memandang agama apa pun.

"Justru kami menjangkau kepada semua. Di Jakarta ini sekarang ada namanya BOTI, biaya operasional tempat ibadah, semua tempat ibadah mendapatkan Rp 1 juta biaya operasional per bulan di seluruh Jakarta, semuanya terima. Lalu pekerja agamanya, mereka semua terima Rp500 ribu per bulan," jelasnya.

"Ini membangun persatuan, membangun perasaan kebersamaan, membangun kesetaraan," pungkas Anies. (Netralnews)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »