Supaya Semakin Bangga, Puan Maharani Dorong Anak Muda Maknai Filosofi Corak Batik Indonesia

BENTENGSUMBAR.COM - Ketua DPR RI Puan Maharani mengaku jatuh cinta dengan batik sejak remaja. Kain batik bahkan menjadi salah satu ciri khas dirinya dalam berbusana. Dalam banyak kesempatan, Puan memilih mengenakan batik.

Kebiasaan Puan mengenakan batik saat beraktivitas dalam berbagai agenda kenegaraan, bahkan dalam acara-acara internasional tersebut diakuinya karena dia merasa bangga mengenakan batik.

“Batik adalah kekayaan bangsa yang wajib kita banggakan dan lestarikan. Kecintaan terhadap batik harus diresapi dan ditularkan kepada generasi setelah kita, agar batik tetap menjadi identitas bangsa yang tak lekang oleh zaman,” kata Puan dalam keterangan resminya.

Eks Menko PMK periode 2014-2019 tersebut juga menyebutkan, batik mengandung ekspresi kebudayaan masyarakat Indonesia yang sangat kuat. Semua masyarakat punya kewajiban untuk ikut melestarikan batik.

“Kalau sedang kunjungan kerja keluar daerah, saya hampir selalu menyempatkan untuk membeli batik, terutama karena pelaku usaha batik ini mayoritas UMKM ya. Jadi selain karena suka dan bangga, juga untuk mendorong perekonomian lokal,” tutur Puan.

Dia pun mengaku memiliki banyak batik, karena menurutnya batik dapat dipakai dalam acara resmi maupun tidak resmi. Dalam berbagai kesempatan, dia juga kerap mengajak orang untuk menumbuhkan rasa cinta pada batik.

Dalam sebuah kesempatan Puan mengungkapkan bahwa batik tidak hanya digunakan untuk pakaian, batik juga dapat diaplikasikan pada interior ruangan dan bahkan dekorasi gedung.

Lebih dari itu, lanjutnya, keragaman batik juga menunjukkan kekayaan budaya Indonesia sebab setiap daerah di Indonesia memiliki corak batik tersendiri yang sarat makna filosofis. Sayangnya, tak semua orang Indonesia memahami hal ini.

Banyak orang yang membatik, tetapi belum memahami makna dari coraknya. Sebagai contoh, batik parang bercorak huruf S dengan sudut dari tinggi ke rendah. Batik ini memiliki makna ombak samudera yang bergulung-gulung sebagai ungkapan semangat kerja.

Motif Parang Kusumo tersebut merupakan salah satu corak khas Kota Solo. Maknanya pun indah, ombak senantiasa menghantam tebing dan karang tanpa kenal lelah diartikan sebagai sebuah kehidupan yang harus dilandasi perjuangan dan upaya.

Perjuangan nyata guna dalam rangka untuk mencapai keharuman lahir dan batin. Bagi orang Jawa, keharuman yang dimaksud keharuman pribadinya tanpa meninggalkan norma yang berlaku dan sopan santun.

Contoh corak batik lain adalah mega mendung yang berasal dari daerah Cirebon. Motif ini memiliki bentuk pola menyerupai awan yang dimaknai dengan nilai kesabaran.

Pada motif mega mendung harus ada tujuh gradasi warna yang menjadi pelapis. Mega mendung sendiri memiliki arti mega yang artinya ‘langit’ atau ‘awan’, serta mendung, yakni langit kala akan turun hujan.

Gradasi yang ada pada motif mega mendung tersebut sesuai dengan tujuh lapisan yang ada di langit. Istilah mendung diartikan dalam kehidupan manusia sebagai sifat yang sabar dan tidak mudah marah.

Sementara itu, Yogyakarta memiliki ciri khas motif batik yang berbeda, misalnya corak kawung. Motif batik ini berbentuk bulatan-bulatan yang menyerupai buah kawung atau buah aren yang disusun secara geometris.

Dalam budaya Jawa, motif tersebut melambangkan kehidupan manusia. Maknanya pun mendalam, yakni mengingatkan agar manusia tidak melupakan asal usulnya. Tak hanya itu, corak ini juga terkenal sebagai lambang keperkasaan dan keadilan.

Setiap daerah di Indonesia memang memiliki ciri khas masing-masing yang saling memperkaya khazanah budaya bangsa. Kondisi geografis yang beragam, dari pegunungan hingga pesisir lautan turut menjadi faktor yang melahirkan keberagaman corak batik.

“Kalau kita pelajari lagi makna dan filosofi dari tiap corak batik di daerah-daerah di Indonesia, kita akan terkagum-kagum dan semakin menyadari betapa kaya dan beragamnya tanah Nusantara ini. Betapa relevannya semboyan ‘Bhineka Tunggal Ika’ bagi bagsa kita,” tutur Puan.

Lebih dari itu, membatik merupakan keahlian yang telah dilakukan secara turun menurun. Oleh karena itu, Puan mendorong anak-anak muda untuk dapat belajar membatik karena keunikan yang menjadi nilai tambah tersendiri.

Batik adalah seni sekaligus kerajinan. Batik merupakan warisan kebudayaan Indonesia. Seni melukis kain dengan motif batik menggunakan lilin dan pewarna. Batik dapat dibuat selendang, kebaya, topi, dan kemeja. Batik juga banyak diwajibkan di hari Jumat oleh berbagai instansi dan perusahaan.

“Jadi generasi bangsa kita ini tak hanya bangga mengenakan batik, tapi juga mampu menghasilkan karya dari batik. Harapannya, batik bisa mendunia, menjadi ciri khas yang semakin mengharumkan nama bangsa,” ucap Puan.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »