Bagikan Ponsel, Puan Pantau PTM di SDN 1 Godean, Yogyakarta

Bagikan Ponsel, Puan Pantau PTM di SDN 1 Godean, Yogyakarta
BENTENGSUMBAR.COM - Sudah hampir sebulan lebih pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka dilaksanakan di sejumlah daerah yang memiliki penyebaran Covid-19 yang rendah. 


Tak ketinggalan SDN 1 Godean, Sleman, Yogyakarta. Pada kesempatan yang sama, Ketua DPR Puan Maharani meninjau di sekolah tersebut. 


Dalam kunjungan tersebut Puan berpesan kepada murid agar terus semangat belajar dan meneladani para pahlawan yang gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.


“Karena semua pahlawan kita itu orang-orang pintar semua. Mereka dulu tetap belajar walaupun belum ada sekolah. Sekarang kalian sudah di sekolah, jadi harus belajar yang rajin,” kata Puan, Kamis, 11 November 2021.


Didampingi Kepala Sekolah SDN 1 Godean, Rahmat Susilo, Puan melihat langsung protokol kesehatan yang dijalankan oleh sekolah tersebut. Puan mengunjungi kelas V-B yang sedang menerima pelajaran sejarah dari Wali Kelas Ismawati. Puan ikut mengajar sejarah perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan Indonesia.


Ia juga mengadakan kuis dengan tema pertanyaan soal kemerdekaan dan pahlawan bangsa. Salah satunya yakni pertanyaan tentang penjahit bendera Merah Putih untuk pengibaran bendera saat proklamasi kemerdekaan Indonesia. “Ibu Fatmawati,” jawab seorang siswa bernama Rafan.


Siswa yang berhasil menjawab pertanyaan mendapat hadiah ponsel dari Puan sebagai penunjang pembelajaran. Sementara itu, seluruh siswa lain yang hadir di kelas mendapat tas dan peralatan tulis.


“Belajar yang rajin ya. Ingat untuk selalu menjaga protokol kesehatan selama belajar di sekolah. Bukan hanya di sekolah, tapi dalam perjalanan ke sekolah juga harus jaga protokol kesehatan. Pakai masker dan jangan berkerumun,” tutur Puan.


Menko PMK periode 2014-2019 ini pun membagikan sejumlah laptop kepada pihak sekolah. Di sisi lain, pihak sekolah memberikan kenang-kenangan kepada Puan sebuah buku kumpulan cerpen pendidikan budi pekerti karya guru SDN 1 Godean. 


Kunjungan Puan didampingi oleh Kepala Sekolah SDN 1 Godean, Rahmat Susilo. Kepada Rahmat, Puan bertanya mengenai mekanisme PTM yang sudah dilakukan dan vaksinasi bagi peserta didik, serta memastikan penerapan prokes. Rahmat menjawab semua berjalan lancar.


Selain membagikan hadiah kepada siswa, Puan pun membagikan sejumlah laptop untuk dipergunakan pihak sekolah. Sebagai balasan, cucu Sukarno itu mendapat buku kumpulan cerpen pendidikan budi pekerti karya guru SDN 1 Godean.


Turut mendampingi Puan dalam kunjungan tersebut yakni Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng Pramestuti, Wakil Ketua Komisi XI DPR Dolfie, Ketua Banggar DPR Said Abdullah, Anggota Komisi III DPR M Idham Samawi, dan Anggota Komisi X DPR My Esti Wijayanti. Selain itu juga hadir Bupati dan Wakil Bupati Sleman, Kustini-Danang Maharsa


Pentingnya PTM


Kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi mendapat respons positif dari sejumlah pihak. Banyak orangtua setuju dengan kebijakan tersebut dan mendukung anaknya belajar di sekolah. PTM dinilai dapat membuat anak-anak bisa belajar secara optimal. Mereka akan lebih berkonsentrasi belajar sehingga tidak akan tertinggal pendidikannya.


Menurut pengamat pendidikan dari Universitas Brawijaya (UB), Aulia Luqman Aziz, profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi selamanya. Dalam proses belajar mengajar secara tatap muka, ada nilai-nilai yang bisa diambil oleh siswa seperti proses pendewasaan sosial, budaya, etika dan moral. Ini hanya bisa didapatkan dengan interaksi sosial di dalam lingkungan pendidikan. 


Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud) Nadiem Makarim sebelumnya menyampaikan keprihatinannya mengenai kegiatan belajar mengajar (KBM) daring saat ini. Salah satunya mengenai kemungkinan adanya lost generation. Menurut Nadiem, kondisi ini cukup menyeramkan karena anak akan ketinggalan belajar. Ini dialami bukan hanya oleh satu atau dua anak, tapi oleh satu generasi. 


Dia menegaskan, dampak lost generation tidak dapat langsung dirasakan. Ini baru terasa ketika generasi ini tumbuh dewasa pada satu hingga dua dekade yang akan datang. 


“Tidak pernah ada yang membicarakan risiko satu generasi masyarakat Indonesia yang akan tertinggal dalam pembelajarannya. Dampak dari lost generation ini akan kita ketahui setelah bertahun-tahun yang akan datang. Yang pasti ada risiko sangat besar dan ini disebut oleh semua badan riset," ucap Nadiem Makarim.


Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »