Bisnis PCR, Agustinus Sebut Luhut Ada Main: Dia Yang Buat Kebijakan, Dia Yang Jualan

BENTENGSUMBAR.COM – Mantan Direktur YLBHI Agustinus Edy Kristianto menyebut sejumlah menteri terkait dengan bisnis tes PCR, salah satunya Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Diketahui bahwa Agustinus mengunggah sebuah postingan di akun Facebooknya pada Senin 1 November 2021. 

Di awal tulisannya, ia mengutip laporan media soal laboratorium PCR yang dimiliki politikus dan konglomerat.

“Gunakan akal sehat! Seorang Menko Marives merangkap jabatan sebagai Koordinator PPKM. Dia pucuk pimpinan dalam hal kebijakan Covid-19 dan investasi. Lalu, seorang Menteri BUMN merangkap Ketua Tim Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Menteri Kesehatan-nya bekas Wakil Menteri BUMN,” kata Agustinus.

“Tapi, menteri itu ternyata terafiliasi (ada kaitannya) dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia. Unit usaha PT itu adalah GSI Lab yang jualan segala jenis tes COVID-19: PCR Swab Sameday (275 ribu), Swab Antigen (95 ribu), PCR Kumur (495 ribu), S-RBD Quantitative Antibody (249 ribu),” sambung Agustinus.

Lebih lanjut Agustinus membeberkan informasi GSI Lab yang tercantum di situs resminya. GSI Lab disebut telah memiliki 1.000+ klien korporat, melaksanakan 700.000+ tes, menyalurkan 5.000+ tes gratis, dan donasi total Rp 4,4 miliar.

“Dia yang membuat kebijakan sebagai pemerintah, dia juga yang jualan barangnya!” ujar Agustinus.

Selanjutnya tak lupa, Agustinus mengungkap komposisi pemegang saham PT GSI. Dua di antaranya PT Toba Bumi Energi dan PT Toba Sejahtra.

“PT Toba Bumi Energi dan PT Toba Sejahtra adalah entitas anak PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA). Luhut pernah mengaku memiliki ‘sedikit’ saham di situ. Ia adalah pendiri grup tersebut.

Yayasan Adaro Bangun Negeri berkaitan dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Presdirnya adalah Boy Thohir, kakak Erick Thohir, sekaligus pemegang 6,18% saham,” ujar Agustinus.

“Yayasan Indika Untuk Indonesia berkaitan dengan PT Indika Energy Tbk (INDY). Arsjad Rasjid, Ketum KADIN, adalah Dirutnya. Dirut PT Genomik Solidaritas Indonesia adalah Anindya Pradipta Susanto, dokter dari FK UI. Komisaris Utama adalah Retina Rosabai, Direktur INDY (Laporan tahunan 2020),” lanjut Agustinus.

Olehnya itu, Agustinus menegaskan semua hal ini berkaitan dengan bisnis. Dia menyinggung soal badan hukumnya yang berstatus PT tetapi tujuannya laba.

Menanggapi tuduhan yang dilontarkan Agustinus, juru bicara Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi meluruskan hal tersebut.

Jodi menegaskan bahwa Luhut hanya mendorong pihak swasta yang hendak membantu penanganan pandemi.

“Tidak ada maksud bisnis dalam partisipasi Toba Sejahtra di GSI, apalagi Pak Luhut sendiri selama ini juga selalu menyuarakan agar harga tes PCR ini bisa terus diturunkan sehingga menjadi semakin terjangkau buat masyarakat,” kata Jodi, dilansir dari CNN Indonesia.

Lebih lanjut, Jodi menjelaskan ada sejumlah pengusaha yang berniat membantu penanganan pandemi pada awal 2020. Para pengusaha tersebut mengajak Luhut mendirikan PT GSI yang berfokus pada pelayanan tes COVID-19.

Jodi juga menyampaikan bahwa PT GSI tidak pernah membagikan deviden, termasuk untuk Luhut. Keuntungan digunakan untuk menggelar tes COVID-19 gratis secara massal.

“GSI ini tujuannya bukan untuk mencari profit bagi para pemegang saham. Sesuai namanya, GSI ini Genomik Solidaritas Indonesia, memang ini adalah kewirausahaan sosial,” ungkap Jodi.

Lebih lanjut, Jodi juga meluruskan terkait alasan pemerintah mewajibkan tes PCR dalam perjalanan. Ia berkata aturan itu dibuat untuk mencegah lonjakan kasus COVID-19 di tengah peningkatan mobilitas masyarakat.

“Perlu disadari bahwa kebijakan tes PCR untuk pesawat ini memang diberlakukan untuk mengantisipasi Nataru ya. Data dari kami menunjukkan tingkat mobilitas, di Bali misalnya, sudah sama dengan Nataru tahun lalu,” ungkapnya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »