Gus Baha Sampaikan Teladan Ali bin Abi Thalib Tentang Tahan Emosi Negatif

BENTENGSUMBAR.COM – Gus Baha di sela kajian Nashoihul Ibad menceritakan tentang menahan emosi negatif.

Seturut dengan Gus Baha, emosi merupakan reaksi yang dilakukan tubuh terhadap situasi tertentu. Diantara jenis-jenis emosi yang dapat kita ekspresikan salah satunya ialah marah.

Maka, fokus utama Gus Baha dalam pembahasan ini adalah bagaimana kita dapat menahan emosi negatif dengan mengambil teladan dari sahabat nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana dikisahkan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib dalam sebuah peperangan membatalkan untuk memenggal kepala musuh.

Hal tersebut terjadi ketika ayunan pedang milik Sayyidina Ali akan mengakhiri hidup sang musuh, seketika terhenti setelah dirinya diludahi.

Tak ayal Sayyidina Ali Bin Abi Thalib urung melakukannya lalu bergegas lari meninggalkan si musuh.

Para sahabat pun bertanya kepada dirinya, “Wahai Ali, kenapa kamu tidak jadi memenggalnya?”.

Lalu Sayyidina Ali menjawab, “Saat hendak aku penggal karena dia kafir tetapi meludahiku, akhirnya aku marah dan lari”.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan “Karena jika aku menikamnya, berarti aku menuruti nafsuku yang tersinggung karena wajah diludahi”

Dari kisah di atas Gus Baha mengingatkan bahwa meskipun amar ma’ruf nahi munkar, tetap harus berhati-hati.

Selain itu, dari kisah ini pun kita dapat memetik teladan Ali Bin Abi Thalib dalam mengelola emosi saat marah.

“Maka kamu jangan terlalu keras jika marah, misalkan Rukhin ingkar janji; Wah, dasar kamu ini aku tunggu-tunggu, maksudnya tak usah berlebihan,” ucap Gus Baha dikutip oleh mantrasukabumi.com yang dilihat dari video kanal Youtube Santri Official pada Rabu 24 November 2021.

Karena manusia tidak lepas dari perasaan nafsu, maka dari itu kita dapat memetik kisah Sayyidina Ali Bin Abi Thalib yang mahsyur tersebut.

Saat hendak menghukum musuhnya namun mengurungkan niat karena wajahnya diludahi.

Yang bilamana tetap dilakukan dirinya khawatir saat mengakhiri hidup sang musuh untuk menuruti permintaan nafsu.

Sebagaimana tertera dalam kitab Nashoihul Ibad Maqolah 17 perihal akal dan nafsu seperti berikut:

طُوْبَى لِمَنْ كَانَ عَقْلُهُ اَمِيْرًا وَهَوَاهُ اَسِيْرًا وَوَيْلٌ لِمَنْ كَانَ هَوَاهُ اَمِيْرًا وَعَقلُهُ اَسِيْرًا.

“Berbahagialah orang yang selalu dalam bimbingan akalnya dan hawa nafsunya selalu dalam kendalinya. Dan celakalah orang yang selalu dikendalikan oleh hawa nafsunya sedang akalnya diam terkekang.” (Mantrasukabumi)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »