Kesenjangan Vaksin Antar Negara Kaya-Miskin, Puan Maharani: Vaksinasi Adalah Hak Asasi!

BENTENGSUMBAR.COM - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti kesenjangan vaksin antara negara berpenghasilan tinggi dan rendah. Jika tidak segera diatasi, Puan khawatir pandemi Covid-19 secara global tak segera tuntas. Vaksinasi yang merata, menurutnya, adalah keniscayaan agar dunia bisa segera keluar dari kemelut Covid-19.

“Pandemi Covid-19 ini seharusnya membuat kita semua sadar bahwa semua orang memiliki hak sama untuk sehat. Sekarang, vaksinasi merupakan hak asasi semua orang. Tanpa vaksinasi yang merata di semua negara, kita tidak bisa mengalahkan pandemi Corona ini,” kata Puan dalam keterangan resminya pada Sabtu (27/11/2021).

Vaksinasi di Indonesia boleh dikatakan memang cukup berhasil. Data per 5 November 2021 menunjukkan, cakupan vaksinasi di Indonesia sudah melampaui 200 juta dosis, dengan jumlah dosis pertama capai 59.61% dan dosis kedua 37.51% dari target.

“Saya mengapresiasi, dengan kerja sama semua pihak, dari pemerintah, Polri, TNI, pihak swasta, dan swadaya masyarakat bisa membuat kita on track dalam mencapai target vaksinasi nasional. Sayangnya, tidak semua negara mendapatkan kesempatan ini,” ucap Menko PMK periode 2014-2019 ini.

Kesenjangan vaksin

Puan menyoroti informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan bahwa kesenjangan distribusi dan akses vaksin terus terjadi antara negara berpenghasilan tinggi dan rendah.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus bahkan mengatakan setiap hari sebanyak enam kali lipat vaksin booster atau vaksinasi ketiga diberikan secara global, dibandingkan dengan vaksinasi pertama di negara-negara berpenghasilan rendah. Data WHO menyebut, baru 6% dari populasi di Afrika yang mendapatkan vaksin dosis lengkap.

Puan Maharani pun menyayangkan kondisi tersebut, yang disebutnya tak berperikemanusiaan dan perikeadilan. Distribusi vaksin yang berkeadilan seharusnya juga menjadi fokus utama yang perlu diselesaikan, selain jumlah produksi vaksin yang perlu ditambah untuk memenuhi kebutuhan populasi dunia.

“Kita lihat saudara kita di Afrika, misalnya. Lebih dari setengah populasi mereka bahkan belum bisa menikmati vaksinasi pertama. Penyebaran Covid-19 menjadi jauh lebih sulit dikendalikan. Semua negara perlu bekerja sama menyelesaikan permasalahan distribusi dan akses vaksinasi ini,” ujar Puan.

Dia pun mengajak semua pemangku kepentingan untuk lebih aktif dalam kerja sama internasional dan mendorong negara-negara berpenghasilan tinggi untuk turut mengambil peran menciptakan vaksinasi yang adil untuk semua penduduk dunia.

Terlebih lagi, WHO sebenarnya menargetkan untuk melakukan vaksinasi hingga 40% populasi di setiap negara hingga akhir 2021. Namun, pihaknya menyebutkan bahwa perlu 550 juta dosis tambahan untuk memenuhi target tersebut.

Kerja sama global

Namun demikian, WHO kini kembali disibukkan dengan krisis baru Covid-19 di Eropa, dengan hampir 2 juta kasus baru tercatat dalam sepekan terakhir. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak awal pandemi.

“Kasus baru di Eropa juga menjadi pengingat agar kita tidak lengah dalam menghadapi Covid-19. Ini juga menjadi penekanan bahwa pemerataan vaksinasi harus menjadi prioritas, agar pemutusan rantai virus Covid-19 bisa dilakukan secara tuntas. Karena pandemi ini urusan global, bukan hanya masing-masing negara saja,” tutur Puan.

Dia pun menjelaskan perlunya strategi tingkat internasional yang melibatkan semua pihak untuk menyelesaikan permasalahan distribusi vaksin dan memperluas akses vaksinasi di negara-negara yang membutuhkan.

Dalam beberapa kesempatan di pertemuan-pertemuan internasional, Puan juga terus menyuarakan kerja sama antar negara demi memutus rantai penyebaran Covid-19, salah satunya dengan transfer dosis dari negara surplus ke negara yang kekurangan dosis vaksin.

Oleh karena itu, Politikus PDI Perjuangan itu turut mendukung upaya pemerintah untuk mendorong kerja sama antar negara dalam Konferensi Tinggi Tinggi (KTT) Asia-Europe Meeting (ASEM) ke-13 kemarin.

Ketika itu Presiden Joko Widodo yang menghadiri konferensi secara virtual di  Istana Kepresidenan Bogor pada Jumat (26/11/2021), membahas pentingnya kerja sama antar negara untuk menghadapi kesenjangan vaksinasi Covid-19.

Jokowi menyebutkan bahwa saat ini lebih dari 7,6 miliar dosis vaksin telah disuntikkan. Namun, kesenjangan akses terhadap vaksin masih lebar. Dia pun mengatakan berdasarkan data, sebanyak 64,99% populasi negara kaya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, sementara di negara miskin baru 6,48%.

Presiden mengatakan bahwa target vaksinasi yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization masih sulit dicapai. Diperkirakan, hampir 80 negara tidak mampu mencapai target vaksinasi 40% populasi di akhir tahun 2021.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »