Ribut di Twitter, Puan Maharani dan Susi Pudjiastuti Cocok Bersanding di Pemilu 2024

BENTENGSUMBAR.COM - Puan Maharani dan Susi Pudjiastuti, dua perempuan Indonesia yang merupakan ahli di bidangnya masing-masing. Menarik sekali tentunya bila melihat mereka berdua disandingkan sebagai pasangan di Pemilu 2024. Puan dengan sikapnya yang tenang dan Susi yang tegas dapat saling mengisi dalam kepemimpinan.

Namun sebelum berbicara lebih jauh tentang hal tersebut, mari mengenal lebih dalam bagaimana sepak terjang Puan dan Susi di bidangnya masing-masing. Publik mungkin saja mengenal Puan Maharani sebagai perempuan pertama yang menempati posisi sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia. Tapi, sebelum dia memegang posisinya yang sekarang, Puan rupanya sudah banyak melakukan hal berarti dalam  kariernya.

Perempuan kelahiran Jakarta, 6 September 1973 silam ini pernah menempuh pendidikannya di Perguruan Cikini. Lalu, pada 1991, Puan berhasil menamatkan sekolah dan menempuh pendidikan tinggi di Fakultas FISIP, Jurusan Komunikasi Massa, Universitas Indonesia.

Saat berkuliah, Puan ternyata sempat magang sebagai jurnalis di majalah Forum Keadilan. Kesempatan tersebut kemudian dijadikan Puan untuk mengaplikasikan keilmuannya. Dia lalu turut terlibat dalam proses interview, penulisan, sampai percetakan majalah.

Walaupun terlahir sebagai bagian dari darah Bung Karno, Puan tidak langsung terjun ke dunia politik, akan tetapi dia turut menyaksikan bagaimana perjuangan kedua orang tuanya, Megawati Soekarno Putri dan Taufik Kemas ketika menghadapi berbagai peristiwa politik yang terjadi. 

Terjun ke Politik Pada 2006

Pada 2006, Puan Maharani akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Dia menjadi anggota Dewan Pimpinan Pusat KNPI. Satu tahun berlalu, Puan akhirnya diangkat menjadi Ketua DPP PDI Perjuangan untuk Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat.

Posisi tersebut diambil Puan lantaran dia  teringat akan pesan yang disampaikan sang ayah untuk jangan takut masuk pemerintahan. Sebab mata almarhum ayahnya, jika kita ingin melakukan perubahan, seseorang harus berada di pemerintah yang mana menjadi salah satu  terbesar yang paling berpengaruh.

Walaupun banyak orang menganggap dia memiliki privilege sebagai cucu proklamator, akan tetapi harus diakui jika  Puan harus tetap merangkak dari bawah untuk bisa menjadi seorang politisi seperti posisi yang didapatnya saat ini.

Puan mengikuti Pemilu sebagai calon legislatif pada tahun 2009 dan 2014 silam. Puan mengaku kalau dirinya sampai harus turun langsung ke daerah-daerah pemilihan dan bahkan tidak pulang berminggu-minggu. Semua itu dilakukan karena ia harus mengunjungi satu per satu desa daerah pilihnya dan mendekatkan diri pada masyarakat yang akan diwakilinya.

Usaha yang dilakukannya kala itu lantas membuatnya mendapatkan posisi di pemerintahan. Pada Pemilu 2009, Puan memenangkan sebanyak 242.505 suara dan lima tahun kemudian, tepatnya pada 2014, dia berhasil meraih 369.927 suara.

Puan kemudian menikmati karier politiknya sebagai anggota DPR. Dia menjabat sebagai anggota DPR pada 2009-2012. Selain itu, Puan juga sempat diangkat menjadi Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR RI periode 2012-2014.

Pada 2014 lalu, Puan akhirnya diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada masa pemerintahan Presiden Jokowi. Dia lantas tercatat dalam sejarah rekor MURI sebagai Perempuan Pertama yang menjabat posisi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Menteri Koordinator Termuda dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK.

etika menjabat sebagai Menko PMK, Puan bertugas untuk mengkoordinasikan penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Selama masa jabatannya, tercatat Indonesia sukses menurunkan angka kemiskinan yang juga mana turut disertai dengan penurunan rasio. 

Setelah sukses menjalankan semua kiprahnya di bidang politik dengan sangat baik, Puan Maharani lalu berhasil menduduki kursi Ketua DPR pada 2019. Dia  berhasil meraih perolehan suara tertinggi sepanjang sejarah Pemilu legislatif secara langsung, yakni sebanyak 404.034 suara. 

Sementara itu, beberapa orang mungkin mengenal Susi Pudjiastuti sebagai mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia. Namun, ada cerita menarik dan inspiratif dari seorang Susi. 

Bisa dibilang Susi adalah satu-satunya menteri dalam Kabinet Kerja, yang tak pernah mengenyam pendidikan tinggi formal. Sebab, Susi tidak lulus SMA dan hanya memiliki ijazah SMP. Namun, meskipun tidak mengenyam pendidikan tinggi, akan tetapi sosok dan kiprahnya tidak bisa dipandang sebelah mata.

Singkat cerita, ketika putus sekolah, Susi akhirnya memutuskan untuk memulai usaha, seperti yang dilakukan oleh orangtua dan sang kakek. Dia kemudian memilih menjadi pengepul ikan di Pangandaran, Jawa Barat. Dengan modal Rp750 ribu dari hasil menjual perhiasan, ia pun mulai berbisnis pada 1983 silam. 

Bisnis yang dilakukannya bisa disebut sukses, hingga akhirnya pada 1996, Susi  mendirikan pabrik pengolahan ikan yaitu  PT ASI Pudjiastuti Marine Product. Pabriknya itu memiliki produk unggulan lobster dengan merek 'Susi Brand'.

Bisnis pengolahan ikan yang dijalankannya itu lalu semakin dikenal hingga pasar hingga Asia dan Amerika. Alhasil, Susi memerlukan sarana transportasi udara yang bisa  dengan cepat digunakan untuk mengangkut lobster, ikan, dan hasil laut lainnya, agar bisa sampai pada pembeli dalam keadaan masih fresh.

Selanjutnya pada 2004, Susi memutuskan untuk membeli dua buah pesawat Cessna Caravan yang ternyata dibeli dari hasil meminjam uang. Namun, tak berselang lama, terjadi bencana nasional tsunami Aceh yang mengakibatkan kota  tersebut porak poranda. Akibatnya akses transports jadi terputus. Akhirnya, Susi pun berinisiatif meminjamkan pesawat yang dimilikinya agar bisa mengirimkan bantuan kepada. masyarakat Aceh yang membutuhkan. 

Tahun 2012, Susi memiliki perusahaan penerbangan yang mengoperasikan sekitar 50 pesawat dengan berbagai tipe. Walaupun hanya lulusan SMP, akan tetapi Susi banyak menerima penghargaan besar, beberapa di antaranya yakni Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004, Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005, hingga Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia.

Meski sederet prestasi sudah banyak ia raih, tapi ketika ditunjuk sebagai menteri, Susi mengaku khawatir apabila dia tidak bisa lagi teriak seperti saat masih jadi pengusaha dulu.

Namun, banyak tokoh-tokoh penting menyatakan kalau Susi layak dan pantas memegang posisi sebagai Menteri KKP. Susi adalah sosok yang memiliki loyalitas terhadap pemimpin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »