BENTENGSUMBAR.COM – Penggiat Media Sosial Ade Armando bongkar kebohongan dilarang mengucapkan Selamat Natal dalam video logika Ade Armando. Ini penjelasan lengkapnya.
Ada sebuah kebohongan raksasa yang terus menerus diulang-ulang dalam dunia Islam. Bunyinya begini: HARAM hukumnya bagi umat Islam mengucapkan Selamat Natal kepada umat Kristen. Ini bohong ya.
Tapi celakanya terus diulang-ulang oleh pemuka agama, oleh guru-guru agama. Padahal itu bohong besar.
Yang bilang ada larangan bagi Umat Islam untuk mengucapkan Selamat Natal itu pembohong besar. Dan kalau di antara penonton video ini ada muslim yang selama ini juga sudah menyebarkan kebohongan ini, segeralah bertobat. Janganlah memfitnah Allah.
Janganlah memfitnah Nabi Muhammad. Dan jangan juga memfitnah Majelis Ulama Indonesia.
Tidak ada satupun ayat dalam Al Quran yang melarang umat Islam mengucapkan Selamat Natal.
Tidak ada satupun hadits atau pernyataan Nabi Muhammad yang melarang Umat Islam mengucapkan Selamat Natal. Dan tidak ada satupun Fatwa MUI Pusat yang melarang umat Islam mengucapkan Selamat Natal.
Saya berani bayar 50 juta rupiah pada orang yang bisa menunjukkan ada ga ayat Al Quran, atau hadist yang melarang Umat Islam mengucapkan Selamat Natal.
Banyak orang Islam yang percaya bahwa di masa dulu dipimpin oleh Buya Hamka, MUI pernah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan Selamat Natal. Itu bohong.
Fatwa yang dikeluarkan Buya Hamka pada tahun 1981 itu cuma bilang umat Islam tidak boleh ikut dalam upacara Natal yang bersifat peribadatan, misalnya, misa Kebaktian dan sejenisnya.
Tapi Buya Hamka juga bilang bagi seorang Islam tidak ada halangan untuk semata-mata hadir dalam rangka menghormati undangan pemeluk agama lain dalam upacara yang bersifat seremonial, bukan ritual.
Jadi fatwa MUI itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan mengucapkan Selamat Natal. Lantas, dari mana datangnya kebohongan ini?
Saya tidak tahu persis. Yang pasti sih sampai tahun 1980an, di Indonesia lazim-lazim saja mengucapkan Selamat Natal. Persoalan baru muncul kayaknya tahun 1990an. Dan saya duga karena pengaruh Saudi. Emang misalnya saja di Saudi ada Badan Dakwah Alharamain, yang mengharamkan ucapan Selamat Natal.
Mereka mengatakan, kendatipun umat Islam diperintahkan untuk bersikap bersahabat dengan kalangan lain, tapi tidak termasuk di dalamnya hal-hal yang jelas keliru. Ini kan menggelikan.
Tentu saja umat Islam dan umat Kristen memiliki banyak keyakinan yang berbeda. Tapi itu kan seharusnya tidak membuat kita tidak saling menghargai.
Dan para pemuka agama kita yang selama ini menyebarkan kebohongan tentang larangan Selamat Natal juga sering berargumen dengan cara yang sama menggelikannya.
Misalnya saja begini mereka bilang, dengan mengucapkan Selamat Natal, akidah dan keimanan umat Islam akan tergerus. What? Ini logika apa sih? Cemen sekali keimanan seseorang kalau dia akan berkurang akidahnya hanya karena mengucapkan selamat hari raya kepada pemeluk agama lain.
Begitu juga ada pemuka agama yang bilang, kalau umat Islam mengucapkan Selamat Natal maka mereka tergolong orang yang meniru perilaku umat beragama lain, sehingga mereka menjadi pemeluk agama lain itu. What? Di mana sih akal sehat? Mengucapkan Selamat Natal adalah tanda kasih sayang. Tanda penghargaan. Tanda persaudaraan.
Dan itu sama sekali tidak dilarang dalam Islam. Kalau ada di antara penonton yang memang tidak mau mengucapkan Selamat Natal ya itu terserah Anda-lah. Kalau ada toko kue yang menolak mencantumkan ucapan Selamat Natal, ya terserah.
Dalam demokrasi, orang dungu pun punya hak bersikap. Tapi jangan pernah bilang Allah atau Nabi atau MUI melarang umat Islam mengucapkan Selamat Natal. Itu bohong sebohong-bohongnya. Gunakan akal sehat! Gunakan akal sehat agar agama bermanfaat.
Sumber: Manadopost
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »