Kaitkan Erupsi Semeru dengan Kasus KM 50, Ulama Madura: Kami Khawatir Ada Letusan yang Lebih Dahsyat Kalau…

BENTENGSUMBAR.COM - Salah satu anggota Aliansi Ulama Madura alias AUMA, KH Imam Mu’ti mengaitkan letusan Gunung Semeru baru-baru ini dengan kasus pengusiran seorang habib di Lumajang serta penembakan 6 Laskar FPI. Pernyataan itu lantas menuai kontroversi di jagat maya.

Pernyataan KH Imam Mu’ti itu sendiri disampaikan dalam agenda Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi III DPR RI dengan AUMA pada Selasa 7 Desember 2021 lalu.

Dalam kesempatan itu, Imam Mu’ti mulanya mengisahkan tentang seorang Habib bernama Muhdor, yang selamat dari erupsi Gunung Semeru baru-baru ini. Dikisahkan Mu’ti, Habib Muhdor adalah tokoh masyarakat yang juga merupakan guru ngaji di wilayahnya.

Namun, tiga hari jelang Gunung Semeru meletus, kata Mu’ti, Habib Muhdor diusir dari rumahnya yang selama ini dia tinggali.

“Tiga hari sebelum letusan (Gunung Semeru), beliau diusir oleh salah satu anak pemilik rumah yang ditempati oleh habib tersebut. Habib menempati rumah wakaf pemberian salah satu warga yang kini sudah meninggal,” tutur Imam Mu’ti dikutip Hops.ID pada Kamis 9 Desember 2021.

“Namun salah satu anaknya mengusir habib dan keluarganya yang tidak punya tempat tinggal. Habib tersebut hanya bisa pasrah, karena rumah yang ditinggali adalah rumah wakaf pemberian warga. Sekarang banyak orang yang menawari habib tempat tinggal dan meneruskan sebagai guru ngaji,” lanjutnya.

Lebih jauh, Imam Mu’ti mengatakan bahwa puluhan orang yang mengusir Habib Muhdor kini hilang semuanya dan si habib selamat dari letusan Gunung Semeru.

“Dikabarkan 40 orang desa yang mengusir Habib Muhdor menghilang semua, namun sekarang Habib Muhdor dalam keadaan selamat. Itu kejadian tiga hari sebelum meletusnya gunung (Semeru) di Lumajang,” urai dia.

Imam pun menarik kesimpulan bahwa pengusiran tersebut merupakan suatu tindakan kebencian kepada seorang habib. Setelahnya, KH Imam Mu’ti menyinggung soal peristiwa penembakan Laskar FPI di KM 50 tol Jakarta-Cikampek. Kata Imam Mu’ti, tindakan tersebut juga merupakan sebuah bentuk kebencian.

“Hal ini menunjukkan kebenciannya terhadap habib. Begitu juga pembunuhan 6 laskar di KM 50, ini juga merupakan hal kebencian,” kata dia.

Lebih lanjut, ulama Madura itupun mengaku khawatir jika keadilan tidak ditegakkan, maka akan ada letusan yang lebih dahsyat dari letusan Gunung Semeru kemarin.

“Kami khawatir, kalau keadilan tidak ditegakkan seadil-adilnya, akan ada letusan yang lebih dahsyat daripada (Gunung Semeru) di Lumajang,” tambahnya.

Habib Muhdor sendiri sudah memberikan klarifikasinya soal dirinya yang disebut oleh Imam Mu’ti diusir warga. Melalui video yang beredar, dikatakan bahwa Habib Muhdor tidak benar diusir. 

Selain itu, soal hilangnya warga yang disebut mengusir Habib Muhdor, itu juga dipastikan hoaks.

Dijelaskan, Habib Muhdor bukan diusir, tapi secara sukarela meninggalkan kediamannya yang selama ini dia tinggali. Dan saat ini, dia sudah ada yang menampung. (HopsID)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »