PADA masa sekarang silek atau silat sudah jarang kita temukan dalam masyarakat. Hal ini disebabkan oleh berkembang pesatnya iptek dan menganggap sesuatu yang berbau tradisional itu sudah kuno dan ketinggalan zaman.
Anggapan-angapan seperti ini berkembang didalam masyarakat modern sehingga minat seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu tradisi kebudayaan termasuk silek sangat minim atau sangat rendah.
Perkembangan iptek mulai dari masa renaisance, revolusi industri dan sampai sekarang berpengaruh besar terhadap tatanan kehidupan masyarakat tradisional sehingga membuat suatu tradisi atau budaya memudar dalam kehidupan masyarakat.
Silat atau silek yang mulanya adalah untuk pertahanan diri sekarang hanya digunakan untuk seni pertunjukan dan menghilangkan fungsi aslinya.
Namun dalam satu sisi tidak semua hal itu buruk karena terjadi modifkasi dalam sebuah tradisi sehingga melahirkan tradisi baru.
Namun kembali pada konteks diatas pengaruh iptek bagi kehidupan tradisional sangat terasa dampaknya.
Silat yang awalnya adalah senjata untuk pertahanan diri serta tidak tertutup kemungkinan untuk berperang, sekarang telah digantikan dengan teknologi modern salah satu contohnya yaitu; untuk melindungi diri seseorang atau sekelompok orang sekarang telah mengunakan senjata jarak jauh dan undang-undang yang mengatur setiap tindakan manusia.
Sehingga silat tidak lagi dipelajari oleh orang-orang. Hal itu membuat suatu keeksisan silek pada masa dahulu telah tergantikan, yang semakin lama semakin memudar kemudian tidak tertutup kemungkinan akan hilang dari suatu peradaban masyarakat.
Pengaruh iptek dan perkembangan informasi serta penanaman suatu paham atau idiologi akan berdampak besar bagi masyarakat.
Dengan begitu paham suatu masyarakat akan tergantikan dengan hal baru serta lebih modern dan itupun dianggap masuk akal, ketimbang tradisi asli masyarakat yang tidak logis untuk diterima masa sekarang yang kebanyakan bersifat mitos, magis, dan sakral yang sulit diterima akal sehat manusia zaman sekarang, salah satu contohnya adalah seseorang yang dikutuk oleh ibunya menjadi batu dalam legenda "malin kundang" dan kita lihat pada pada pembelajaran silat yang menyebutkan bahwa ada beberapa ilmu silat yang dapat membuka kebathinan bagi orang-orang yang mempelajarinya.
Dalam perkembangannya, Silek sudah dianggap ketinggalan bagi sebagian orang karena untuk mempertahankan diri harus berhadapan langsung dalam penyelesaian masalah.
Berbeda dengan berbagai senjata serta informatika tanpa mengharuskan terjun langusung ke lapangan untuk menyelesaikan persoalan.
Ketidaktertarikan suatu golongan orang atau masyarakat membuat silek sudah sangat minim ditemukan dibeberapa daerah, serta kurangnya perhatian tokoh adat stempat akan hal itu membuat silek menjadi sesuatu hal yang langka.
Ini diakibatkan oleh terpengaruhnya masyarakat tersebut oleh perkembangan zaman pada era modernisasi sekarang yang membuat masyarakat tersebut serta keturunannya tidak lagi menemukan silek dalam kehidupannya, seperti yang kita lihat didaerah perkotaaan.
Silat pada masa modernisasi sekarang sudah jarang kita temukan ditengah-tengah peradaban masyarakat terutama yang ada di minangkbau.
Maskipun ada beberapa daerah yang masih mengembangkan silat, Namun telah terjadi pemodifikasian terhadap silat tersebut yang kemudian dikombinasikan dengan seni pertunjukan lainnya.
Dilihat dari segi positifnya ini memang upaya dalam mempertahankan silat agar dapat berkembang dimasa sekarang.
Namun perlu kita ketahui bahwa silat yang ada pada masa sekarang tidak lagi selengkap dulu dimana beberapa gerakannya sudah terlupakan karena berbagai penyebab salah satunya adalah guru yang tidak memberikan 100 persen Ilmu yang dia miliki Kepada muridnya.
Dan juga seperti yang telah kita sebutkan diatas bahwa perkembangan zaman juga ikut membuat kemunduran terhadap seni pertunjukan tradisional.
*Ditulis Oleh: Ardimal, Mahasiswa Universitas Andalas
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »