Jerry Massie: Zaman Soeharto Semua Menteri Berkualitas, Zaman Jokowi Hanya 30% yang Kuasai Bidang

BENTENGSUMBAR.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menambah slot kursi wakil menteri (Wamen) di Kabinet Indonesia Maju.

Dalam penambahan kali ini, slot Wamen diberikan kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Keputusan presiden menyediakan kursi Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) tertulis melalui Peraturan Presiden (Perpres) 114/2021 Pasal 2 ayat (1).

“Dalam memimpin Kementerian Dalam Negeri, Menteri dapat dibantu oleh Wakil Menteri sesuai dengan penunjukan Presiden,” demikian bunyi Perpres tersebut.

Dengan penambahan tersebut, total kursi Wamen di periode kedua pemerintahan Jokowi ada 17 kursi. Namun, baru 7 kursi saja yang telah diisi.

Sementara, 10 kursi Wamen lainnya hingga hari ini masih kosong, yaitu Wamen PAN-RB, Wamendikbudristek, Wamen Investasi, Wamen PPN, Wamen ESDM, Wamensos, Wamen Koperasi dan UMKM, Wamen Perindustrian, Wamen Ketenagakerjaan, dan Wamendagri.

Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini mengatakan, dalam kelembagaan beberapa kementerian yang cukup besar ada posisi wakil menteri.

"Ini untuk menanggapi suasana ketidakpastian, kebutuhan awak pun juga harus disesuaikan," ujar Faldo lewat keterangannya, Kamis, 6 Januari 2022.

“Ada posisi Wamen, tapi tidak berarti harus diisi, itu sesuai penilaian Presiden. Kalau perlu ya diisi, kalau tidak butuh, ya dibuka saja. Kita bergerak sesuai kebutuhan,” sambungnya.

Menanggapi keputusan tersebut, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie lantas membuka suaranya.

Menurut Jerry, penambahan kursi itu merupakan tanda menteri tak mampu mengemban tugas-tugasnya.

“Tanda menteri tak mampu mengemban tugas-tugasnya,” katanya kepada wartawan Kamis, 6 Januari 2022.

Dia lalu membandingkan struktur kabinet pada era Jokowi dengan era Soeharto. Menurutnya, di zaman Soeharto, semua menteri berkualitas.

“Zaman Soeharto menteri-menteri semua berkualitas. Kalau era Jokowi hanya 30 persen yang menguasai bidang,” ungkapnya.

Dilanjutkan Jerry, pada eranya, Soeharto tidak membuka slot Wamen sebagai sarana kaum muda untuk memberikan kontribusinya kepada negara.

“Pola Soeharto ada 6 menteri muda, bukan 17 wakil menteri. Paling parah, public and goverment policy saat ini amburadul,” tandasnya. (Galamedia)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »