BENTENGSUMBAR.COM - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bukittinggi bergerak cepat. Usai dilantik Rabu (2/2/2022) kemaren, langsung melakukan Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) pada Sabtu (5/2/2022) yang bertempat di aula MUI Kota Bukittinggi. Muskercab merupakan forum tertinggi PCNU Kota Bukittinggi setelah Konferensi Cabang.
Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Bukittinggi H. Emmanuel Edy Mulyono saat pembukaan Muskercab menyebutkan, Muskercab yang diselenggarakan ini adalah langkah awal bagi NU Bukittinggi untuk menunjukkan eksistensinya di Kota Bukittinggi. Artinya program kerja yang akan dilakukan NU di Bukittinggi diagendakan dan dibahas pada Muskercab.
“PCNU Bukittinggi mengadakan Muskercab dengan tema Rekonstruksi Nahdlatul Ulama Bukittinggi dalam Menyongsong satu abad NU. Alhamdulillah, Muskercab dibuka langsung oleh Rais Syuriah PCNU Kota Bukittinggi Buya H. Zainul Akbar,” kata Emmanuel Edy Mulyono yang juga salah seorang tokoh pendidikan di Kota Wisata Bukittinggi ini.
Rais Syuriah PCNU Kota Bukittinggi Buya H. Zainul Akbar dalam arahannya berharap agar program-program kerja yang dilahirkan pengurus dan lembaga NU dapat memberikan kemaslahatan di tengah umat. Terutama terkait dengan masalah keagamaan, sosial, budaya dan ekonomi. Program yang dirancang benar-benar dirasakan manfaatnya di tengah-tengah umat.
Sekretaris PCNU Kota Bukittinggi Satrio Budiman menyebutkan ada tiga komisi yang membahas agenda pada Muskercab. Komisi A membahas program kerja selama satu periode ke depan.
Program kerja yang dirumuskan seperti penataan dan pemberdayaan organisasi, pengembangan pemikiran kritis keagamaan, pengembangan sumberdaya sosial ekonomi local,-pemberdayaan sumberdaya pendidikan, pemberdayaan sosial politik bagi rakyat, pemberdayaan hukum dan keadilan.
“Komisi B membahas rekomendasi yang akan disampaikan kepada Pemko Bukittinggi. Setelah diplenokan hasil rekomendasi, PCNU Bukittinggi akan membentuk tim khusus untuk mengkaji kembali draft rekomendasi sebelum dipublikasikan dan diserahkan kepada Pemko Bukittinggi. Ada beberapa isu lokal yang dibahas pada komisi B seperti Awning pasar atas, pengelolaan sampah dan lain-lain. Isu tersebut akan dilihat dari sudut pandang NU sebagai organisasi sosial keagamaan yang dibingkai dengan Islam Ahlussunah Wal Jamaah,” kata Satrio Budiman.
Dikatakan, pada Komisi C pembahasan Bahtsul Masail. Komisi ini mengagendakan beberapa isu yang akan dibahas secara komprehensif seperti dalam isu ekonomi lokal, isu utama yang dibahas adalah persoalan rentenir yang amat mengkhawatirkan.
Bidang dakwah antara lain merumuskan strategi dakwah Islam ala NU yang sesuai dengan kondisi sosial keagamaan di Bukittinggi. Strategi dakwah moderasi beragama yang sesuai dengan kultur masyarakat Bukittinggi , strategi dakwah yang kontra terhadap gerakan Takfiri dan tabdi’, serta membahas karya-karya imam Aswaja yang dimanipulasi oleh kelompok lain untuk melancarkan dakwah mereka, kata Satrio menambahkan. (AT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »