BENTENGSUMBAR.COM - Pemerintah melalui BKKBN terus berusaha menurunkan angka kasus stunting yang masih menjadi persoalan di negara ini. Berbagai cara terus digencarkan di tengah-tengah masyarakat, salah satunya adalah dengan menguatkan sosialisasi di lapisan masyarakat terbawah.
Hal ini disampaikan Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd selaku Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat saat melakukan sosialisasi dan KIE Bangga Kencana bersama anggota komisi IX DPR RI, dr. Suir Syam,M.Kes,. MMR di Serbaguna Serumpun, kel Kuranji, Kecamatan Kuranji. Kota Padang, Sumatra Barat, Rabu (01/06).
"Permasalahan stunting merupakan permasalahan secara Nasional. Pemerintah saat ini fokus menekan angka stunting di Indonesia agar target pemerintah menjadikan Indonesia bebas stunting 2034 tercapai dengan sebaik-baiknya," ungkapnya.
Dilanjutkannya bahwa dalam pencegahan stunting pemerintah terus gencarkan sosialisasi tentang ciri-ciri stunting. Penyebab stunting dan cara penanganan stunting.
"Penyebab stunting antara lain kekurangan asupan gizi di masa dalam kandungan, dan adanya infeksi yang berulang. Stunting harus dicegah. Kenapa harus dicegah, pertama, karena jumlah stunting sangat tinggi. Kedua, faktor masa depannya. Karena menurut ahli IQ balita stunting 15 poin di bawah IQ normal. Dan ketiga rentan terkena penyakit,” terangnya.
Sukaryo juga menegaskan, diperlukan semangat kebersamaan untuk mencegah stunting. Ada 3 cara untuk pencegahannya, yakni Pertama, Remaja yang mau menikah, 3 bulan sebelumnya harus diperiksa kesehatannya, untuk mengetahui kesehatannya, antara lain zat besi dalam tubuh. Kedua, bagi ibu hamil penting harus diperiksa kandungannya minimal 4 kali. Ketiga, balita yang lahir sampai usai 6 bulan harus mendapat asupan Asi Eksklusif artinya minum Asi tanpa pendamping makanan lainnya. usia 6 bulan hingga 2 tahun baru dikasih makanan pendamping Asi.
Sejalan dengan itu, Suir Syam dalam paparannya menjelaskan bahwa DPR dan pemerintah berupaya menurunkan angka stunting di Indonesia dengan memperjuangkan anggaran dan memberikan informasi kepada masyarakat.
“DPR dan pemerintah sudah bertekat menurunkan angka stunting dari angka 27 persen menjadi 14 persen,” katanya.
Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra itu menyebutkan, legislator selalu memantau dan turun ke daerah untuk menyosialisasikan bahaya stunting di Indonesia.
“Kami juga beritahu masyarakat soal langkah-langkah agar para ibu tidak melahirkan generasi yang stunting,” ungkapnya.
Menekan angka stunting perlu peran semua pihak dan tidak semata bertumpu pada pemerintah. Perlu dukungan tokoh masyarakat, agama, adat dan tokoh perempuan. "Ini demi masa depan generasi yang lebih baik," katanya.
Disampaikannya juga BKKBN adalah tulang punggung dalam penanganan stunting di daerah. pihaknya juga memprioritaskan pangan untuk keluarga yang terdampak stunting.
“Pemerintah, Insya Allah membantu secepat mungkin, paling tidak dengan pemanfaatan dana untuk ketahanan pangan. Sebagai solusi untuk penurunan angka stunting,” tutupnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Fatmawati, ST. M.Eng - Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Eva Mustika Rosa, SE, MM - Kabid Dalduk Dinas P3AP2KB Kota Padang, dan Kasma Efendi selaku Lurah Kuranji. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »