Catatan Lezia Maharani: Obat Yang Berbahan Daun di Minangkabau

OBAT yang berbahan daun di Minangkabau merupakan pengobatan tradisional yang berkembang dari generasi ke generasi sesuai kepercayaan yang dianut berbagai masyarakat sebelum era kedokteran modern, dan dapat memanfaatkan bahan alam, pengobatan tradisional bisa disebut sebagai pengobatan alternatif, penggunaan obat tradisional jika tidak tepat akan berakibat kan negatif atau berbahaya.

Salah satu pusat tanaman obat didunia yaitu negara Indonesia, Ribuan jenis tumbuhan tropis, tumbuh subur diseluruh pelosok negeri. Keragaman obat-obat tradisional di tanah air telah memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, dan kesehatan bangsa kita. 

Kita hanya berkeyakinan bahwa Tuhan menciptakan semua jenis tumbuhan itu, pastilah tidak sia-sia. Belum semua jenis tanaman itu kita ketahui manfaat dan khasiatnya, semua itu pasti ada manfaatnya. 

Oleh karena itu, perku dilakukan konservasi sumber daya alam, agar jangan ada jenis tanaman yang punah. Kebakaran hutan bukan saja memusnahkan satwa dan fauna, tetapi juga menimbulkan polusi dan meningkatkan suhu pemanasan global. Ini Minangkabau banyak terdapat macam- macam obat, berikut penjelasannya:

1. Daun Jarak

Daun jarak disebut sebagai daun untuk mengobati obat demam anak, Manfaat daun jarak untuk kesehatan cukup beragam, Daun jarak salah satu tanaman herbal yang sudah sejak lama dipercayai dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan. 

Daun ini dapat mengandung berbagai senyawa aktif seperti alkaloid, Astragalin, fitonutrien, nicotiflorin, kaemlferol, serta quercetin. Daun ini juga dapat mengatasi sakit gigi, mengatasi sembelit, mengatasi perut kembung, mengatasi sariawan, menstabilkan gula darah, mengobati darah, mengobati reumatik, hingga menurunkan panas pada anak.

Mengobati Rematik

Dapat menggunakan air rebusan daun jarak untuk mendapatkan manfaat tersebut, hanya menyiapkan lima sampai delapan lembar daun jarak, tumbuk sampai halus bersama sedikit air hangat dan oleskan pada bagian tubuh yang mengalami rematik setelah itu oleskan pada bagian tubuh yang mengalami rematik dan lakukan sebanyak tiga kali sehari kondisinya mereda.

Menghilangkan Kurap

Manfaat disebabkan oleh adanya kandungan minyak yang memiliki senyawa aktif bernama asam undesilenat, karena kurap merupakan infeksi jamur pada kulit sehingga menimbulkan ruam yang melingkar berwarna merah.

Daun jarak dicuci bersih lalu direndam di dalam minyak kelapa selama beberapa jam. Setelah itu panaskan minyak dan daun tersebut ke dalam panci. Setelah itu oleskan daun jarak tersebut ke bagian permungkaan kulit yang terkena kurap. Tutup lah bagian itu dengan handuk kecil atau kain katun, diamkan semalaman, lakukanlah secara rutin.

Menstabilkan Gula Darah

Bagi penderita diabetes daun jarak diketahui mampu membantu mencegah kadar gula darah naik, untuk menstabilkan gula darah gunakanlah daun ini.

Untuk memperoleh manfaat ini, Anda dapat mengonsumsi air rebusan daun jarak secara rutin.

2. Daun Sirih

Tidak hanya daun jarak saja yang dapat dijadikan obat, daun sirih juga bisa, daun sirih merupakan salah satu tanaman yang segar dan tumbuh di Indonesia, Tumbuhan yang merambat vitamin seperti Vitamin C, tiamin, niasin, ruboflavin, karoten yang merupakan sumber klasium yang bagus, tanning, saponin, eugenol dan beragam jenis minyak esensial, Manfaat dari daun sirih ini untuk meringankan sembelit, mengurangi masalah pernapasan, mengobati batu, serta mengobati mimisan. Tahap yang dilakukan yaitu merebus setelah itu air rebusan daun sirih tersebut dapat dikomsumsi ataupun dipakai untuk mencuci.

3. Daun Selasih

Daun selasih merupakan tanaman yang memiliki banyak khasiat bagi tubuh, daun yang berbau harum ini berkhasiat sebagai obat demam, sakit kepala, nyeri lambung, gangguan pencernaan dan rematik. Daun ini banyak mengandung minyak asiri, seperti ocimene, alpha- pinene, eucalyptole,linalool, geraniol dan eugenol metol eter. Gunakan 15 gram daun seger direbus ketika demam, Diminum dua kali sehari, pagi dan sore.

4. Daun Sambiloto

Daun ini merupakan ramuan tradisional, daun ini dipercaya dapat mengatasi penyakit seperti meringankan gejala pilek dan flu, meningkatkan inefksi dan kesehatan pencernaan serta menghilangkan pilek dan flu. Digunakan dengan cara merebus daun ini dari kering sampai mendidih, dan juga dapat mencampurkan madu supaya tidak terlalu pahit.

5. Daun Pepaya

Daun ini dikomsumsi dan diolah menjadi obat herbal. Adapun manfaatnya yaitu sebagai pengobatan demam berdarah, memperbaiki saluran pencernaan, menambah kelancaran asi, meredakan kram menstruasi  dan mencegah risiko kanker. Digunakan dengan cara buatlah seperti air rebusan obat herbal dengan merebut daun pelaya muda dan asam ke dalam air mendidih selama 10-15 menit. Setelah itu peras dan saring lalu air tersebut dapat diminum secara langsung.

6. Daun Cincau

Daun ini merupakan tanaman merambat yang mengandung tinggi klorofil untuk menetralisir kadar gula pada tubuh. Daun cincau memiliki kandugan antioksidan yang berperan meredakan demam dan membantu radang lambung.

Daun ini dilakukan dengan menumbuk daun cincau sampai lumat, setelah itu tambahkan 4 gelas air matang kemudian peras dan disaring. Diamkan sampai mengental, lalu minum 3 kali.

7. Daun Jinten

Daun ini dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional yang banyak mengandung mintak atsiri yang mengandung karvakol, fenol dan lain-lain. Dengan kandungan yang dimilikinya, daun ini dimanfaatkan sebagai obat penyakit perut kembung, obat sakit kepala, mengobati penyakit ayan, menyuburkan ASI, mengobati rematik, serta mengembalikan kekebalan tubuh.  

8. Daun Beluntas

Tanaman ini sering ditemui diperkarangan rumah, ditepi pagar. Kandungan senyawa aktif berupa kalsium, magnesium hingga natrium pada daun beluntas berfungsi efektif menjaga kesehatan tubuh. Daun ini sangat berperan penting untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Digunakan dengan cara menyiapkan beberapa helai daun beluntas. Setelah itu, cuci dengan bersih lalu rebut 2 gelas air bersih. Tunggu hingga mendidih sampai tersisa menjadi 1 gelas. Untuk hasil yang lebih baik minumlah secara rutin padi dan sore hari.

*Penulis Lezia Maharani,  mahasiswa Sastra Daerah Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas, Angkatan 2020.

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »