Istri Kadiv Propam Ferdy Sambo Ajukan Permohonan Perlindungan, LPSK Bakal Tindak Lanjuti

BENTENGSUMBAR.COM - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) akan melakukan penelaahan dan investigasi terkait dengan permohonan perlindungan yang diajukan oleh istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, PC. 

Pasalnya, pada Rabu (13/07/2022) melalui kuasa hukumnya, istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo telah meminta permohonan perlindungan dari LPSK.

Atas permohonan tersebut, Wakil Ketua LPSK Susilaningtias mengatakan akan segera melakukan koordinasi dengan aparat penegak hukum terkait dengan peristiwa baku tembak yang melibatkan Brigadir J dan Bharada E.

Dalam peristiwa ini, istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo disebut sebagai korban pelecehan dan berada di lokasi kejadian. 

"Nanti kami akan melakukan koordinasi dengan aparat penegak hukum yang menangani laporan beliau (istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo)."

"Kemudian juga kami akan menemui beberapa pihak seperti korban, termasuk keluarga korban dan pihak-pihak lain yang diperlukan nantinya."

"Nah setelah itu nanti kami akan menelaah juga terkait dengan kebutuhan (psikologis) beliau untuk pemulihan traumanya," kata Susilaningtias dikutip dari Kompas Tv, Sabtu (16/7/2022).

Berdasarkan hasil rekomendasi dan asesmen psikolog, LPSK selanjutnya akan memutuskan permohonan perlindungan terhadap istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Tentunya, menunggu keputusan dari hasil rapat pimpinan LPSK.

"Rapat pimpinan LPSK ini akan nanti memutuskan permohonan perlindungan itu, (apakah) nanti akan diterima dan bentuk perlindungan atau ditolak."

"Kemudian apa saja permohonan perlindungannya termasuk juga jangka waktu pemberian perlindungan (sampai kapan)," jelas Susilaningtias.

Psikis Istri Kadiv Ferdy Sambo Tidak Stabil

Psikolog anak, remaja dan keluarga Novita Tandry mengabarkan keadaan psikis istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, PC, usai peristiwa polisi tembak polisi, Jumat (8/7/2022) lalu.

Psikis PC, kata Novita, terlihat sedang tidak stabil.

Pasalnya, pada saat peristiwa naas polisi tembak polisi itu, PC berada di lokasi kejadian.

Ia menyaksikan peristiwa tewasnya seorang polisi, Brigadir J.

Tak hanya itu, kabarnya PC juga mendapatkan pelecehan seksual dan penodongan dari Brigadir J.

Sehingga, kata Novita, PC mengalami beberapa hal, seperti gejala susah tidur dan susah makan.

"Keadaan Ibu saat ini secara fisik baik-baik saja, tapi secara psikologis kurang baik-baik saja."

"Karena semalam saat saya bertemu dengan beliau di kediaman pribadi ibu, keadaannya memang masih sangat tidak stabil, masih menangis, sedih, malu."

"Lalu ada catatan disini beliau takut, takut bertemu dengan orang, lalu gangguan tidur, gangguan makan, itu yang sedang terjadi saat ini dengan ibu," jelas Novita dikutip dari Kompas Tv, Kamis (14/7/2022).

Dengan melihat kondisi PC, kata Novita, kemungkinan pendampingan akan terus dilakukan hingga beberapa bulan ke depan.

"Memang kita belum menentukan terapi apa yang akan dilakukan."

"Tetapi sementara saat ini kami mendampingi dulu supaya bisa lebih tenang dan juga kita ada membantu ibu supaya bisa tidur, karena gangguan tidurnya sudah cukup parah."

"Mungkin bisa diperlukan waktu beberapa bulan kedepan untuk terus mendampingi," jelas Novita.

"Apalagi korban juga seorang ibu dari empat orang anak, yang paling kecil itu masih berusia 1,5 tahun, ada yang umur 15, 17 dan 21 tahun dan semuanya ini masih di dalam bangku sekolah."

"Semuanya tentu merasakan apa yang dirasakan oleh ibunya dan pendampingan kepada empat orang anaknya ini juga sangat diperlukan," jelas Novita.

Novita menjelaskan dirinya hanya mendampingi PC dan keluarga.

Terkait kasus tewasnya Brigadir J, Novita hanya mengabarkan bahwa PC sudah memberikan keterangan atau BAP di Polres Jakarta Selatan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »